Jangan Sakiti Hati Rakyat dengan Bagi - Bagi Kursi – Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Rencana rekonsiliasi
antara calon presiden terpilih Joko Widodo – dengan Prabowo Subianto,
mendapatkan tanggapan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Melalui akun
Twitter pribadinya, Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman menyatakan sepakat
dengan adanya hal tersebut. Namun, ia mengingatkan agar rekonsiliasi tidak
dilakukan hanya untuk bagi - bagi kursi menteri / kabinet.
“Saya yakin semua
pihak setuju (dengan) rekonsiliasi. Tapi bukan dengan cara bagi - bagi kursi
menteri. Itu sangat menyakiti hati rakyat,” tulis @msi_sohibuliman, Kamis
(4/7).
Menurutnya, yang
terpenting saat ini adalah komitmen dari semua pihak, untuk menjalankan roda
demokrasi / pemerintahan yang penuh dengan seadil - adilnya.
“Yang lebih penting,
semua pihak komitmen menjalankan demokrasi substantif: tegakkan keadilan, tidak
bungkam pihak - pihak kritis, dan ciptakan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
indonesia. Rekonsiliasi bukan soal posisi, tapi substansi,” imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil
Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW)
menanggapi isu adanya tawaran kursi menteri untuk partai Gerindra, Demokrat,
dan PAN dari kubu petahana, Jokowi - Ma’ruf. Ia menyatakan pihaknya akan tetap
berdiri sebagai oposisi.
“Prinsipnya, sikap
kami adalah bahwa kami sebagaimana tahun 2014, karena kami bukan koalisi Pak
Jokowi, dan koalisi kami tidak menang dalam Pemilu. Kami merasa wajar saja,
kami tidak perlu diajak. Biarlah kami menjadi oposisi / penyeimbang,” tuturnya
di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, Selasa (11/6).
Lebih lanjut, ia
mengatakan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) perlu berada di luar kabinet, agar
bisa menjaga demokrasi Indonesia tetap ada dalam kualitas terbaik.
“Biarlah kami berada
di luar kabinet, toh berada di luar kabinet bukan berarti tidak konstitusional.
Berada di luar kabinet juga konsitusional. Sejauh yang saya dengar, Gerindra
pun lebih memilih di pihak oposisi.
Hendaknya memang
sebaiknya tidak perlu semua diajak ke pemerintah, harusnya konsisten saja,”
ujar Hidayat Nur Wahid (HNW).
“Yang dipentingkan
adalah kita berada di luar kabinet, tapi kita bersama - sama membangun Bangsa Indonesia,
membangun demokrasi supaya menghadirkan demokrasi yang lebih berkualitas sesuai
dengan yang diharapkan,” pungkasnya.
Terimakasih infonya, sukses terus,.
BalasHapusSma2 gan.. Sukses trus jga buat anda..
Hapus