Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Skenario Jin Ifrid Arah Politik Indonesia



Kepala daerah muslim satu persatu di giring oleh KPK ke jeruji besi. Mereka di intai berbulan bulan, sampai mereka lengah. Pada saat mereka lengah, tanpa ampun langsung di Operasi Tangkap Tangan (OTT). Kemudian mereka di ekspose di media Televisi berhari hari.


Pemimpin muslim yang hampir tidak pernah salah dalam kebijakan, sehingga tidak ada celah Komisi Pembrantasan Korupsi (KPK) untuk meng Operasi Tangkap Tangan (OTT) mereka. Cara lainpun dilakukan. Pasukan lain bekerja untuk merusak reputasi mereka. Baik buzzzer buzzzer yang terus menerus menyinyiri mereka.

Ahmad Heryawan ketika menjabat gubernur jawa barat terus menerus digempur, dicari cari kesalahannya, diulek ulek masa lalunya. Pendek kata setia kebijakannya yang baik harus di tutupi ke publik dengan tidak meliputnya. Dengan prestasi hebat di jawa barat, Aher tida bisa bersinar karena tidak ada media yang memberitakan dirinya.

Edy Rahmayadi di Sumatera utara, jika dia marah di ekspose oleh media berhari hari. Buzzzer terus menerus mengais ngais kelemahannya. Padahal dari pandangan yang jerinih, beliau seorang pemimpin yang baik.

Sekarang giliran Anis Baswedan Gubernur DKI Jakarta yang digempur mati matian. Setiap ada masalah di Jakarta, Anis harus selalu salah dan salah. Prestasinya yang gemilang ditutupi dengan cara tidak mengekspose dirinya di media media mainstreem. Buzzer buzzer tak henti nyiyirin dirinya.

Terbaru di kasus kerusuhan 22 mei 2019, pasukan Brimob yang menembaki warga Jakarta, nota bene warga Anis Baswedan. Bahkan ada kelompok yang mengerahkan massa bayaran. Tetapi sekelompok orang malah ramai ramai menyalahkan Anis Baswedan. Bahkan tagar turunkan anis sampai ribuan.

Kenapa bukan Kapolri Tito Karnavian yang disuruh turun yang selaku kepala kepolisian.?  Pengamanan unjuk rasa adalah tanggung jawabanya. Kenapa bukan menkopolhukam yang disuruh turun.? Dia penanggung jawab keamanan. Kenapa massa bayaran itu tidak di ekspose? Sampai sekarang otak penggeraknya tak tentu juntrungannya.

Ada pemimpin dari Indonesia timur, atau pemimpin dari kelompok mereka yang di ekspose kebirukannya? Tidak ada ceritanya yang begituan. Yang mereka ekspose adalah kehebatannyq walaupun terlihat konyol. Ada yang ngatur lalu lintaslah, ada yang marah marah ke petugaslah, ada yang naik sepedalah.

Ada kelompok JIN IFRID di Indonesia yang ingin membuat gambar menurut kemauan mereka. Mereka mencoba menggambarkan pemimpin muslim itu korup, tidak becus, tidak cakap, tidak punya visi, tidak punya leadership. Tidak pantas untuk memimpin indonesia kedepan.

Gambar itu secara terus menerus di cekoki ke publik. Sampai publik yakin bahwa pemimpin muslim itu tidak cakap. Pada akhirnya mereka tidak percaya lagi ada pemimpin muslim yang mampu memimpin di negara ini. Kemudian di hembuskan jargon " Buat apa pemimpin muslim tapi korup, mending pemimpin non muslim tapi bersih". Masih ingat jargon itu di hembuskan di pilkada mana?

Setelah umpan mengena, mereka pun menghadirkan pemimpin non muslim yang sudah disetting tegas, berwibawa, bersih, mampu memimpin. Media televisi siang malam meliputnya sampai kegiatan paling sepele sekalipun. Bila perlu batukpun diliput. Tuh... Batuknya berwibawa. Rakyatpun dengan lugu mengelu elukan si pemimpin tipuan itu.

Padahal Tujuan kelompok Jin Ifrid itu adalah untuk menguasai Indonesia. Mengarahkan muslim ke kursi penonton, bukan pemain. hanya sebagai target untuk mendapatkan suara saja.

Gambaran pemimpin yang di ekspose siang malam oleh televisi itu didepanmu adalah sampah. Mereka ingin sampah itu anda percayai sebagai barang berharga. Barang yang sebenarnya berharga mereka sajikan seolah olah sampah di depanmu.

#MuslimUnited
#MariBerjamaah
#YudiMasBram

Posting Komentar untuk "Skenario Jin Ifrid Arah Politik Indonesia"