Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen Cinta – Penawar Mata Part 1

Cewek TKS Cantik
Cewek TKS Cantik


Part   : 1
Genre : Misteri Dan Romance
Author: Aurora

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tuhan menciptakan sesuatu berdasarkan timbangan yang sempurna. Dengan beraneka keanehan dan keunikan, serta misteri yang tersembunyi.

Tapi berbeda dengan yang terjadi pada ku. Banyak cerita yang kudengar, bahwa ada ratusan, ribuan bahkan jutaan orang di luar sana yang mampu berinteraksi dengan "mereka". Tapi aku, bukan hanya berinteraksi. Aku dapat bersentuhan dengan mereka. Hal itu juga yang membuatku selalu ketakutan setiap kali melihat makhluk-makhluk tersebut, seolah aku tak pernah terbiasa.

Perkenalkan, namaku Aliya Puteri Bima. Biasa di panggil Aliya. Aku baru saja lulus dari salah satu SMA terbaik di bandung. Dan kini aku bingung, apakah aku akan melanjutkan pendidikan ku atau tidak? Bukan karena tak mampu, tapi di luar sana "mereka" terlalu banyak. Hingga aku harus berfikir dua kali untuk keluar rumah.

Part 1.
Al, lu kenapa Al.? Lu jangan buat gue jadi ikutan takut! Pekik Raya sambil mengguncang bahu ku. Raya adalah sahabat yang selalu setia menemaniku.

"Ray, bawa gue pulang. Pliiss, gue takut. Mereka ada di sini. Mereka mau pinjem tubuh gue, Ray. Bawa gue dari sini.! Kataku dengan suara serak menahan tangis, tetap terduduk memeluk lutut. Aku tak berani menatap. Mereka terlalu menyeramkan.

"Yaudah, yuk. Lu bangun, kita pulang sekarang!" Raya membantuku untuk berdiri.

"Ray, ada yang nyentuh tangan gue. Pliss, suruh dia pergi! Gue takut!" Seketika tubuhku terasa kaku saat sesosok wanita dengan dress hitam selutut menggenggam tangan ku.

"Al, siapa yang megang tangan lu? Gue gak tau. Mendingan sekarang kita pulang, ya," ucap Raya sambil menuntun ku.

Seketika tubuhku menggigil, bagaikan di balut lapisan es. Samar kudengar suara Raya saat tubuhku mulai goyah. Dapat kurasa tepukan Raya di pipi semakin lama semakin pelan. Hingga akhirnya hening dan gelap.

Dingin malam menusuk kulit, menyadarkan Aliya dari tidur, ah, pingsannya. Melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 1 malam. Mengungpulkan segenap tenaga untuk menuju kamar mandi. Sekedar untuk menuntaskan hajat dan mengambil air wudu.

Seperti biasa, Aliya melaksanakan sholat malam jika kebetulan ia terbangun. Di sujud akhir, menumpahkan segala keluh kesah, mengadukan ketakutan yang selalu menghantuinya. Sesaat setelah selesai, Aliya merasa terusik. Dan entah kenapa ingin rasanya melihat keluar jendela.

Setelah menarik gorden, tiba-tiba tubuh Aliya gemetar ketakutan. Sosok wanita dengan dress hitam selutut tadi menatapnya. Dengan tatapan yang sangat memilukan, seolah ingin meminta tolong. Dengan cepat Aliya beralih ke ranjang, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut dan tertidur dalam ketakutan.

Saat sinar matahari mengintip melalui celah, barulah Aliya terbangun. Karena tidak memiliki aktivitas, dia hanya bermalas-malasan. Saat hendak mengambil air minum, ia melihat bu Darmi. Walaupun hanya seorang pembantu, tapi Aliya menganggap wanita paruh baya itu sebagai Ibunya sendiri. Karna semenjak Bundanya meninggal saat usia Aliya 2 tahun, bu Darmilah yang merawatnya hingga besar.

"Selamat pagi, Bu!" Ucap Muka sambil memeluk bu Darmi dari belakang.

"Eh, selamat pagi, nak Aliya," balas bu Darmi sambil menoleh.

"Ayah belum bangun, Bu?" Sambil mengambil air putih

"Kayaknya bapak belum bangun. Mungkin masih tidak enak badan," ucap bu Darmi sambil melanjutkan aktivitas nya.

"Ini bubur untuk Ayah ya, Bu?" Bu Darmi hanya mengangguk sambil tersenyum.

Aliya langsung mengangkat nampan yang terisi bubur dan air putih tersebut, "biar Aliya aja bu yang nganter ke kamar Ayah!" Sembari melangkah menuju kamar Ayah.

Ceklek.

"Selamat pagi, Ayah!" Sapa Aliya sembari mendekat.

"Ayah masih sakit? Yuk, sarapan dulu. Bu Darmi buatin bubur ayam untuk Ayah." Setelah meletakkan nampan di nakas, lalu membantu Ayah untuk duduk.

"Bagaimana? Kamu sudah memutuskan untuk kuliah?" Tanya Ayah yang hanya di balas gelengan dari Aliya.

"Kenapa? Kenapa tidak ingin kuliah? Mau jadi apa kamu nanti? Ap..." ucapan Ayah terpotong.

"Kenapa Aliya harus kuliah? Untuk masa depan? Untuk karir? Lalu setelah mendapat karir menikah? Dan setelah itu sibuk terus seperti Ayah? Hingga mengabaikan Aliya! Apa Ayah tau sesuatu tentang Aliya?" Nafas Aliya memburu, menumpahkan segala rasa yang lama terpendam.

"Karena pendidikan yang bagus Ayah memiliki karir yang bagus juga. Tapi karena itu juga Ayah mengabaikan Aliya. Ayah selalu sibuk. Ayah tidak pernah memperhatikan Aliya." Dengan berderai air mata Aliya berlari keluar rumah. Setelah menyambar jaket yang terletak di solat ruang tamu, terus berlari keluar. Tak menghiraukan panggilan bu Darmi.

Bersambung...



Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta – Penawar Mata Part 1"