Cerpen Cinta – Penawar Mata Part 12
Genre : Misteri Dan Romance
Seminggu sudah sejak kejadian hari itu. Roby
tak pernah membentaknya lagi, namun sikapnya menjadi dingin. Hanya bertanya dan
berbicara seperlunya saja. Hari ini mereka pergi menemui Ayah Aliya. Tetap
saja, Roby hanya banyak diam hingga mereka pulang.
"Kakak," ucap Aliya. Namun hanya
di balas deheman, sedangkan matanya fokus melihat jalan sambil menyetir mobil
menuju jalan pulang.
"Aliya boleh nanya.?" Lagi-lagi
Roby hanya mengangguk tanpa bersuara. Membuat Aliya sedikit kesal.
"Apa ada masalah.?"
"Tidak," jawab Roby singkat. Tapi
Aliya sungguh tau suaminya. Tak mungkin Roby menjadi sedingin ini jika tak ada
masalah.
"Kak, berhenti," pekik Aliya
membuat Roby kaget dan segera menginjak rem. Lalu Aliya keluar dari mobil dan
menutup pintu mobil sedikit keras. Membuat Roby sedikit bingung dengan apa yang
dilakukan isteri labilnya ini.
"Al, kenapa turun? Rumah kita masih
jauh." Roby berusaha menarik lengan Aliya agar kembali masuk mobil.
"Aliya gak mau masuk kalau kakak gak
mau cerita. Aliya tau kakak. Gak mungkin kakak kayak gini kalau gak ada
masalah." Aliya menepis tangan Roby yang berulangkali menariknya agar
masuk.
"Baiklah, aku akan cerita. Sekarang
masuk." Aliya kemudian tersenyum dan masuk kedalam mobil. Namun setelah
Roby masuk ia langsung mengunci otomatis pintu mobil dan menancapkan gas.
"Sekarang cerita apa yang
terjadi." Namun Roby hanya diam, tetap fokus pada jalanan. Aliya yang
merasa di bohongi mulai kesal. Ia mencoba membuka pintu mobil, namun nihil.
"Ih, kakak. Ini curang namanya! Ayo cerita,
kalau gak turunin Aliya." Aliya mengguncang lengan suaminya cukup keras,
membuat Roby kehilangan keseimbangan dan hampir menabrak mobil yang ada di
depannya. Dengan cepat ia menginjak rem, sehingga mereka sedikit terdorong
kedepan.
"Apa yang kau lakukan? Kau mau
mati?" Bentak Roby sedikit keras, Aliya yang kaget kemudian menunduk
dalam. Terlihat raut ketakutan di wajahnya.
"Maaf," lirihnya. Roby mengusap
wajahnya dan membuang nafas kasar. Kemudian kembali melajukan mobil. Mereka
hanya diam selama perjalanan.
Mereka tiba di halaman rumah pukul 9 malam.
Saat menoleh, ternyata Aliya sedang tertidur. Seketika rasa bersalah
menyelimuti hatinya. Lagi-lagi dia membentak Aliya. Entah kenapa akhir-akhir
ini emosinya susah untuk di kontrol.
"Maafkan aku, Al. Aku belum bisa cerita
kepadamu." Lalu ia membopong tubuh sang isteri menuju kamar dan
membaringkannya di tempat tidur.
Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Roby.
Setelah mengecek, raut wajahnya terlihat tegang. Ia langsung menyambar kunci
mobil dan melaju. Entah apa isi pesan itu.
*****
Pukul 12 Aliya terbangun, tak di temuinya
Roby di sampingnya. Lalu ia melangkah ke kamar mandi, ruang tengah, dapur dan
kamar tamu. Namun nihil, Roby tak ada di rumah ini, Membuat hati Aliya risau.
Roby tak pernah seperti ini sebelumnya. Kemana dia?
Kemudian ia mengutak-atik ponselnya dengan
wajah resah.
Tuuut... tuuut... tuuut...
"Halo, assalamu'alaikum."
Terdengar sahutan di seberang.
"Halo, waalaikumsalam bang, Ian."
Aliya menelpon Ian, teman dekat Roby.
"Ada apa, Al nelpon jam segini.?"
Tanya Ian dengan suara parau.
"Maaf mengganggu bang. Aliya mau tanya,
apa kak Roby ada sama, Abang.? Soalnya kak Roby gak ada di rumah, hpnya juga
mati." Terdengar suara Aliya yang khawatir. Namun Ian mengatakan bahwa
Roby tak ada bersamanya.
Aliya semakin khawatir. "Apa yang
terjadi, kak.? Kenapa kau seperti ini.? Kenapa kau jadi aneh.?" Tanyanya
bermonolog. Lalu kemudian ia berlalu menuju kursi panjang di ruang tamu.
Mengambil posisi duduk, namun lama kelamaan dia mengantuk dan memutuskan tidur
di kursi sambil menunggu Roby.
Pukul 1 dini hari Roby pulang. Di temukannya
Aliya yang tidur meringkuk di ruang tamu. Ia tahu Aliya pasti sedang
menunggunya. Sungguh, saat ini dia dalam dilema besar. Hatinya begitu kalut. Lalu
ia mengangkat tubuh Aliya dan membawanya kekamar. Kemudian ikut berbaring
sambil memeluk erat Aliya.
"Kak, dari mana jam segini.?"
Sebenarnya Aliya sudah bangun saat Roby membuka pintu. Ia hanya tetap
memejamkan mata.
"Maaf! sekarang kita tidur." Roby mengeratkan
pelukannya sambil mengecup kening sang isteri. Sementara Aliya hanya terdiam.
"Hanya itu.?" Gumam Aliya. Ia tahu ada sesuatu yang tak beres dengan
suaminya. "Apa yang kau sembunyikan, kak? Kenapa tak mau memberitahuku?
Sebenarnya apa aku bagimu?" Batinnya dalam hati.
Baca juga : Cerpen Cinta – Penawar MataPart 11
Aliya berlari menuju ponselnya yang terus
berdering dari tadi. Setelah mengangkat panggilan terlihat ia menegang,
tangannya bergetar. Ia kemudian menutup sambungan telepon, lalu terlihat sibuk
dengan ponselnya.
"Halo, kakak."
"Halo. kenapa, Al?" Tanya Roby
yang baru sampai di madrasah.
"Kak ... Ayah, kak. Ayah masuk rumah
sakit." Terdengar suara Aliya mulai bercampur dengan tangisan. Dengan
segera Roby menaiki motornya dan melaju pulang. Saat tiba di rumah, ia lihat
Aliya sudah menunggu di garasi mobil dengan wajah cemas.
"Hei, tenang. Semua akan baik-baik
saja." Roby memeluk Aliya yang sudah mulai berlinang air mata. Lalu mereka
kemudian melaju ke RS Permata.
#aurora
Bersambung...
Posting Komentar untuk "Cerpen Cinta – Penawar Mata Part 12"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.