Katanya Mafia Migas Diberantas, Cek Faktanya.?
ERIC
TOHIR MAU JUAL PERTAMINA UNTUK CARI UANG
; UANG PERTAMINA KEMANA ?
Oleh : Salamuddin Daeng
Apa
yang ada dibalik pemikiran Sub Holding anak perusahaan PT. Pertamina ternyata ingin memprivatisasi
pertamina melalui Initial Public Offering (IPO). Apa tujuannya tidak lain
adalah untuk cari uang. Ini cara paling mudah cari uang, rumus tanpa bangku
sekolah, tak perlu pengalaman internasional. Yakni jual aset, buat bertahan hidup.
Mengapa
cari uang.?
Apakah pertamina kekuarangan uang.?
Kemana uang pertamina pergi.?
Padahal Pertamina untung besar dari import
minyak, lalu jual mahal di dalam negeri. Pasti untung tak mungkin rugi. Bayangkan saja impor dari Singapura Ron 95
seharga Rp. 2300 -2800 per liter, jual di dalam negeri mahal sekali (pertalit Rp.7600).
Sungguh
aneh kalau ada pemikiran jual aset untuk cari uang melalui privatisasi.
Emangnya siapa yang mau beli.?
Jangan - jangan elite Indonesia
sendiri.?.
Kita tau perusahaan asing yang besar besar saja sekarang tak bisa cari melalui Initial
Public Offering (IPO).
Sejak
kesepakatan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC ) Paris
tak ada lagi bank lembaga keuangan yang mau investasi besar di fosil. The
end of Oil. Investasi dan derivatifnya akan kena pajak tinggi. Tangga
pertama tahun 2025, dan tangga terakhir 2030. Tak ada lagi bank dan lembaga
keuangan yang mau biayai fosil energi. Dunia serempak ke transisi energi.
Saya
kasih contoh Saudi Aramco, Badan
Usaha Milik Negara (BUMN)
terbesar di sektor migas di dunia. Melakukan Initial Public Offering (IPO) sudah beberaoa tahun yang lalu. Tak ada yang mau beli. Dapat kurang dari 10
persen target IPO. Jauh panggang dari api. Apalagi pertamina siapa yang beli. Kecuali para taipan nasional
mungkin mau. Karena selama ini memang banyak hidup di migas. Tapi melarikan
uang mereka ke luar negeri secara ilegal. Tapi bahaya kalian akan kena MLA.
Uang kotor akan disapu.
Seharusnya
menteri Badan Usaha Milik Negara
(Bumn) tau bahwa uang Pertamina itu
sebenarnya banyak. Namun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak mampu menjalankan manajemen yang baik
di Badan Usaha Milik Negara (Bumn), yang transparan dan akuntable. Sehingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak jadi ajang bancakan oligarki, tidak jadi
sasaran pemerasan oleh oligarki kekuasaan.
Menteri
BUMN harus memberi tahu ke publik bahwa uang pertamina banyak, tapi tak ada di
tangan pertamina. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jangan berperilaku ibarat pepatah “gajah di pelupuk mata tak kelihatan,
semut di seberang lautan kelihatan” uang pertamina di kantong pemerintah tak
bisa dilihat. Tapi mencari uang lain melalui Initial Public Offering (IPO).
Uang
Pertamina banyak, yakni dalam bentuk piutang kepada pemerintah. Menteri
keuangan tak mau membayar utang senilai Rp. 140 triliun. Hanya mau memberikan
pengakuan piutang. Tapi tak mau bayar sekarang. Karena fokus Anggaran Pendapata Belanja Negara (APBN) konon untuk menyuntikan dana kepada bank dan
korporasi yang bangkrut kena covid.
Lah
kok bisa.?
Bukankah Pertamina ini hajat hidup orang banyak.? Mengapa tak jadi prioritas pemerintah bayar
utang ke Pertamina.? Kan
pemerintah tau dan menteri BUMN tau bahwa Pertamina kesulitan cash flow
dan terancam disita investor karena tak bisa bayar utang ke pasar keuangan.
Kalau memang sanggup jadi menteri BUMN artinya harus sanggup menagih piutang
Pertamina. Tugas besar bos.!
Posting Komentar untuk "Katanya Mafia Migas Diberantas, Cek Faktanya.?"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.