Ekonomi Makro - Pengaruh Tingginya Jumlah Pengangguran Di Indonesia Terhadap Pemanfaatan Teknologi yang Berkembang Pesat
KATA
PENGANTAR
بسم
اللة الر حمن الر حىم
Alhamdulillah dengan
menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi maha penyanyang puji syukur
penulisan hantarkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
hidayatnya, sehingga penelitian dan laporan penelitian dapat diselesaikan tepat
waktu. Laporan penelitian ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Ekonomi
Makro. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan bagi baginda
Rasullah SAW yang telah membawa cahaya kebenaran bagi umat. Penulis menyadari
bahwa laporan penelitian ini terselesaikan dengan adanya bantuan material dari
berbagai pihak,.
Penulis menyadari bahwa masih ada ketidak sempurnaan dalam
penulisan laporan penelitian ini, namun penulis berharap semoga laporan
penelitian ini dapat bermanfaat dan menambahkan khazanah ilmu pengetahuan.
Medan,
Desember 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4
A. Latar Belakang
Masalah...................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4
C. Tujuan
Penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 6
A. Masalah Pengangguran di Indonesia .................................................... 6
B. Faktor-faktor yang menyebababkan timbulnya
pengangguran di Indonesia 6
C. Dampak pengangguran terhadap pembangunan ekonomi di
Indonesia..... 7
D. Jumlah pengangguran dari tahun ke tahun............................................ 8
E. Perkembangan teknologi mengigatkan pengangguran............................. 9
BAB III........................................................................................................ 11
A. Pendekatan masalah............................................................................ 11
B. Jenis penelitian................................................................................... 11
C. Subjek penelitian ............................................................................... 11
D. Teknik pengumpulan data.................................................................... 11
E. Teknik analisis data............................................................................. 12
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 13
A. Kesimpulan ....................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13
C. Daftar pustaka.................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pengangguran
adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan yang
menghasilkan uang. Pengguran tidak terbatas pada orang yang belum bekerja.
Orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun perkerjaannya
tidak produktif pun dapat dikategorikan sebagai pengangguran. Pengangguran
merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori
angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak sedang
mencari pekerjaan. (Nanga) (2005: 249)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
peningkatan angka pengangguran di Sumut pada 2019. Jumlahnya naik sekitar
11.000 orang dari 403.000 menjadi 414.000 orang. Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) di Sumut pada Februari 2019 berada di angka 5,56 persen dari partisipasi
angkatan kerja. Persentase ini turun dibandingkan Februari 2018 yakni sebesar
5,59 persen.
Pengangguran teknologi
disebabkan oleh adanya peralihan dari tenaga kerja manusia menjadi mesin.
Perusahaan biasanya lebih memilih menggunakan tenaga mesin dibandingkan
tenaga manusia karena lebih cepat, mudah dan hemat biaya. Semakin majunya
tinggi maka perusahaan ataupun pabrik lebih memafaatkan teknologi itu sehingga
lowongan kerja akan di kurangi dan di perbaharui dengan mesin ataupun robot.
Pemanfaatan teknologi itulah yang akan meningkatkan tingginya jumlah
pengangguran di Indonesia.
Majunya
teknologi berdampak baik dalam mempermudah pekerjaan, namun dengan pemanfaatan
teknologi itu harusnya tidak membuat dampak negatif terhadap lowongan
pekerjaan. Jika lowongan pekerjaan diminimalisir dikarenakan kemajuan
teknologi, maka tingkat pengagguran akan semakin tinggi. Jadi untuk mengurangi
jumlah pengangguran di Indonesia, yaitu dengan menyeimbangkan pemanfaatan sumber
daya manusia dan teknologi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa penyebab terjadinya pengangguran ?
2. Bagaimana perkembangan pengangguran dari tahun ke
tahun ?
3. Bagaimana dampak pegangguran terhadap kemajuan teknologi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari
permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui perkembangan pegangguran dari tahun
ke tahun.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pengangguran.
3. Untuk mengetahui dampak pegangguran terhadap kemajuan teknologi.
1.4 Manfaat
Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan
mempunyai manfaat bagi pembaca. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi masalah
pengangguran di Indonesia.
2.
Dan pemerintah mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak lagi.
3.
Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kualitas
kerjanya dan terus berusaha dalam mencari pekerjaan.
BAB II
PEMBAHASAN
Masalah Pengangguran di Indonesia
Pengangguran atau tuna karya adalah
suatu kondisi dimana seseorang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau
suatu kondisi yang muncul karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan.
Tingginya tingkat pengangguran merupakan salah satu faktor utama rendahnya
taraf hidup masyarakat di negara kita, hal ini juga menyebabkan terbatasnya
penyerapan sumber daya salah satunya sumber daya manusia. Dibandingkan dengan
negara-negara maju pemanfaatan sumber daya di negara-negara berkembang relatif
lebih rendah daripada yang dilakukan di negara-negara maju karena buruknya
efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam
maupun sumber daya manusia.
Tugas pemerintah saat inilah adalah memperbaiki
pembangunan ekonomi yang semakin rendah. Lebih-lebih pemerintah dapat
memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat agar masyarakat dapat memiliki
kesempatan kerja yang lebih baik. Pada umumnya pemerintah hanya memperhatikan
masalah politik, sehingga kurang memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat.
Pembangunan ekonomi tentunya akan membawa dampak-dampak, baik dampak positif
maupun yang negatif.
Tingginya angka pengangguran berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal, gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Pengangguran sering kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang juga, sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah jika tidak ingin masalah pengangguran ini terus berlanjut.
A. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Pengangguran
Di Indonesia
Ø Adanya
ketimpangan antara penawaran tenaga kerja dan kebutuhan
Ø Kebijakan
pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat
Ø Rendahnya
pendidikan dan keterampilan
Ø Kemalasan
Ø Angkatan
kerja tidak memenuhi persyaratan yang
diminta dunia kerja
Ø Penduduk
yang relatif banyak
Ø Teknologi
yang semakin modern
Ø Ketidakstabilan perekonomian politik dan keamanan negara
B. Dampak Pengangguran Terhadap Pembanguanan Ekonomi Di Indonesia
·
Pendapatan nasional menurun
Salah satu
kompenen pendapatan nasional adalah upah. Orang yang bekerja tentu akan
mendapatkan upah, jadi semakin banyak orang yang tidak bekerja maka pendapatan
nasional akan menurun dan hal ini juga akan menghambat pembangunan ekonomi.
·
Pendapatan perkapita masyarakat rendah
Semakin
banyak orang yang tidak bekerja dan tidak berpenghasilan, semakin berat beban
orang yang bekerja. Akibatnya pendapatan perkapita masyarakat pun menjadi
rendah sehngga akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan.
·
Produktivitas tenaga kerja rendah
Jumlah
kesempatan kerja yang terbatas menyebabkan orang yang bersedia bekerja apa saja
walaupun bukan bidangnya. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tenaga kerja
menjadi rendah sehingga output yang dihasilkan sebagai sumber pendapatan
nasional menjadi turun dan memepengaruhi pelaksanaan pembangunan nasional.
·
Upah yang rendah
Akibat
produksi tenaga kerja yang rendah maka upah yang didapatkan juga rendah. Hal
ini berdampak pada sisi permintaan dan
penawaran.
·
Sumber utama kemiskinan
Salah satu
indikator keberhasilan pembangunan suatu
negara adalah berkurangnya jumlah penduduk yang hidupnya miskin. Orang yang
mengganggur berarti tidak memiliki pendapatan yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga mereka hidup dibawah garis kemiskinan
seperti perumahan yang tidak layak, kesehatan dan gizi yng buruk, tingkat
pendidikan yang rendah atau tidak berpendidikan sama sekali dan lain
sebagainya. Kondisi yang demikian akan menghambat pembangunan nasional.
·
Pemborosan sumber daya yang ada
Jumlah
pengangguran dan etengah menganggur yang tinggi merupakan pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada sebab kemampuan yang dimiliki oleh mereka seharusnya
menjadi sumbangan besar bagi pelaksanaan pembangunan. Namun yang terjadi adalah
sebaliknya dan menganggur mereka tidak dapat menghasilkan apa-apa.[1]
C. Jumlah Pengangguran
Dari Tahun Ke Tahun
1.
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) mengalami penurunan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
Pada Agustus 2019, TPT turun menjadi 5,28 persen dibandingkan tahun lalu yang
sebesar 5,34 persen. Terdapat 5 orang penganggur dari 100 orang angkatan kerja
di Indonesia.
2.
Sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat
Parsipasi Angkatan Kerja (TPAK) juga mengalami peningkatan. TPAK Agustus 2019
sebesar 67,49 persen, meningkat 0,23 persen poin dibandingkan tahun lalu.
Peningkatan TPAK memberikan indikasi potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply)
tenaga kerja yang meningkat.
3. Dilihat dari
tren lapangan pekerjaan selama Agustus 2018-Agustus 2019, lapangan pekerjaan
yang mengalami peningkatan persentase terutama pada Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum (0,50 persen poin), Industri Pengolahan (0,24 persen poin), dan
Perdagangan (0,20 persen poin). Sementara lapangan pekerjaan yang mengalami
penurunan terutama pada Pertanian (1,46 persen poin), Jasa Keuangan (0,06
persen poin), dan Pertambangan (0,04 persen poin).
- Pekerja formal yaitu mereka
yang berusaha dibantu buruh tetap dan yang menjadi buruh/karyawan/pegawai.
Terdapat sejumlah 56,02 juta orang (44,28 persen) pekerja formal.
Sedangkan penduduk yang bekerja pada kegiatan informal (mencakup berusaha
sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap, pekerja bebas, dan pekerja
tak dibayar) ada sebanyak 70,49 juta orang (55,72 persen).
- Sakernas Agustus 2019 mencatat
ada sejumlah 8,13 juta orang setengah pengangguran (orang yang bekerja
kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau masih
bersedia menerima pekerjaan) dan 28,41 juta orang pekerja paruh waktu
(orang yang bekerja di bawah jam kerja normal kurang dari 35 jam seminggu
tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan
lain).
Badan Pusat
Statistik (BPS) mencatat
Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) per Februari 2019 ada di angka 5,01 persen dari tingkat partisipasi
angkatan kerja Indonesia. Angka ini membaik dibanding posisi Februari 2018
yakni 5,13 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan tren angka TPT pada Februari setiap tahunnya
menunjukkan penurunan. Pada Februari 2019, jumlah pengangguran berkurang
sebanyak 50 ribu orang dari 6,87 juta orang pada Februari 2018 menjadi 6,82
juta orang.
Meski demikian, angka pengangguran terbuka di kota yang sebesar 6,3 persen
masih lebih tinggi dibanding desa yakni 3,45 persen.
"Kami setiap tahun menerbitkan
dua kali angka pengangguran, yakni Februari dan Agustus. Tapi kami tak
membandingkan angka saat ini dengan Agustus tahun lalu karena ada faktor
musiman seperti masa panen yang tentu berpengaruh ke serapan tenaga
kerja," jelas Suhariyanto, Senin (6/5).
Angka sebesar 5,01 persen ini sejatinya menunjukkan kualitas penyerapan
lapangan kerja yang baik. Sebab, penurunan angka pengangguran ini terjadi di
tengah tingkat partisipasi angkatan kerja yang juga meningkat. BPS mencatat,
tingkat partisipasi angkatan kerja Februari 2019 di angka 136,18 juta orang
atau tumbuh 1,67 persen dibanding tahun sebelumnya.Jika dilihat dari sektornya,
sektor perdagangan menyerap tenaga kerja terbanyak dalam setahun belakangan
dengan jumlah 920 ribu orang, yang disusul oleh sektor akomodasi makan dan minum dengan jumlah 700 ribu orang.[2]
D. Perkembangan
Teknologi Meningkatkan Pengangguran
Tingkat
pengangguran semakin meningkat akibat perkembangan teknologi yang
semakin canggih. Bahkan saat ini beberapa negara berlomba-lomba untuk
menciptakan teknologi canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia, sesuatu yang
seharusnya bisa dikerjakan oleh manusia kini diambil oleh mesin ataupun robot.
Dalam hal ini tingkat pengangguran yang adapun semakin meningkat sehingga
kriminalitas juga meningkat. Semua bisa dikatakan baik jika masih dalam keadaan
wajar, apa jadinya jika pengangguran semakin meningkat? apakah akan baik bagi
kelangsungan hidup manusia. contohnya saja adalah Mesin yang ada di jalan tol
yang seharunya di jaga oleh manusia kini digantikan oleh sebuah mesin.
Contoh
lainnya adalah negara Jepang yang saat ini sudah membuat robot pencuci rambut.
Robot ini diciptakan oleh ilmuwan di perusahaan Panasonic. Mereka ingin meniru
tangan seorang penata rambut manusia. Produk ini diharapkan dapat
membantu manusia sebagai awal meluasnya ‘generasi perak’ di negara itu.Kedua
lengan robot ini, pertama memindai kepala pengguna dalam wujud tiga
dimensi sebagai cara mengatur pergerakan, pengukur dan mencatat bentuk.
Tindakan ini juga untuk menentukan porsi tekanan pada kepala dalam posisi yang
benar. “Robot
ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya,” kata juru bicara Panasonic. Robot ini
diperkenalkan pada Pameran Rehabilitasi dan Perawatan Rumah
Internasional ke 37 di Tokyo. Pekerjaan ini sebenarnya dapat dikerjakan
oleh manusia tapi kini dikerjakan oleh mesin.
Bahkan
sekarang setiap negara sedang berlomba untuk membuat teknologi yang lebih
canggih lagi, Bayangkan saja bagaimana jadinya jika semua pekerjaan yang dapat
dikerjakan oleh manusia diambil oleh sebuah robot atau mesin. "mau
kerja apa kita nanti?".[3]
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Pendeketan
penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif yaitu jika data yang hendak dikumpulkan berbentuk angka.
Karena dalam penelitian ini menggunakan data persentase angka pengangguran
sejak tahun 2005-2014. Pertimbangan menggunakan pendekatan ini sesuai dengan
data yang ada di daftar pemerintah.
B. Jenis Penelitian
Pada laporan
penelitian ini mengguankan jenis penelitian
1. Penelitian
berdasarkan tujuanny
Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui apa defenisi dari pengangguran, faktor
dari pengangguran, dan cara mengatasi pengangguran.
2. Penelitian berdasarkan metode
Metode
dari penelitian ini menggunakan metode observasi yaitu memperoleh berbagai data
konkret secara langsung di lapangan. Dengan cara mensurvei langsung ke daerah
yang banyak pengangguran.
C. Subjek Penelitian
Untuk
mendapat informasi yang benar-benar valid peneliti mencari artikel-artikel yang
benar-benar terpercaya dari internet. Peneliti mendapatkan subjek dengan
mewawancarai salah satu warga di daerah pekadangan yaitu bapak yang berisinial
MAK. Beliau sudah cukup lama menjadi pengangguran sekitar 1 tahun dikarenakan
kuranya lapangan pekerjaan yang tersedia di aderah tersebut.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data laporan ini menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yaitu
data yang diperoleh secara tidak langsung dari lapangan.tetapi laporan ini berdasarkan
artikel-artikel yang berasal dari internet, karena peneliti merasa cocok dengan
metode pengumpulan data sekunder ketimbang pengumpulan data primer.
E. Teknik Analisis Data
Pada
penelitian ini kami menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yaitu jika
data yang hendak dikumpulkan berbentu angka. Karena dalam penelitian ini
peneliti menggunakan data persentase angka pengangguran sejak tahun 2005-2004.
Pertimbangan menggunakan pada laporan penelitian ini kami menggunakan jenis
penelitian:
Ø Penelitian berdasarkan tujuannya
Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui apa definisi dari pengangguran, faktor
dari pengangguran, dan cara mengatasi pengangguran.
Ø Penelitian berdasarkan metode
Metode dari penelitian ini menggunakan metode
observasi yaitu memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lapangan.
Dengan cara mensurvei langsung ke daerah yang banyak pengangguran.[4]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang masalah
pengangguran di Indonesia kami menyimpulkan bahwa tingkat pengangguran di
Indonesia masih tinggi dan harus segera di atasi karena akan berdampak pada
perekonomian Negara dan kualitas penduduk di Indonesia.
Adapun cara
mengatasi pengangguran secara
umum di Indonesia yaitu:
Ø Meningkatkan
Daya Kewirausahaan
Ø Menyelenggarakan Bursa Kerja
Ø Melakukan Pelatihan Kerja
Ø Meningkatkan Mutu Pendidikan
Ø Melakukan Transmigrasi
Ø Menegakkan Keluarga Berencana
B. Saran
Saran
dari kami terhadap penelitian masalah pengangguran di Indonesia adalah
pemerintah harus menyediakan lapangan kerja yang lebih luas supaya pengangguran
di Indonesia berkurang dan pemerintah juga harus menyediakan pelatihan kepada
para pengangguran agar mereka mendapat keahlian di bidang masing-masing. Dan
saran kami untuk masyarakat Indonesia adalah masyarakat Indonesia harus
memiliki pendididkan agar Indonesia menjadi Negara yang berkualitas dan
mengurangi tingkat pengangguran yang ada
di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://mariadanskariati.blogspot.com/2016/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-28-persen.html
https://www.slideshare.net/vinaamelia12/makalah-tentang-pengangguran-di-indonesia.
[1]http://mariadanskariati.blogspot.com/2016/06/v-behaviorurldefaultvmlo.html
[2] https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-5-28-persen.html
[3]https://www.kompasiana.com/christine_monica/58d4c193b49373d81db152bc/perkembangan-teknologi-meningkatkan-pengangguran
[4] https://www.slideshare.net/vinaamelia12/makalah-tentang-pengangguran-di-indonesia
Posting Komentar untuk "Ekonomi Makro - Pengaruh Tingginya Jumlah Pengangguran Di Indonesia Terhadap Pemanfaatan Teknologi yang Berkembang Pesat"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.