Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ekonomi Pembangunan I - Paradigma Pembangunan, Fase Ekonomi Pembangunan, Evolusi Paradigma Pembangunan

ekonomi pembangunan


BAB II - PARADIGMA PEMBANGUNAN

A.   PENDAHULUAN

          Sejarah pemikiran pembangunan ekonomi diwarnai dengan  perubahan paradigma pembangunan, dari pemujaan terhadap pertumbuhan, hingga pradigma pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok, pembangunan mandiri, pembangunan berkelanjutan, pembangunan yang memperhatikan ketimpangan pendapat menurut etnis, wanita dalam pembangunan regional, dan paradigma pembangunan masyarakat. Beberapa paradigma baru tersebut pada tataran normatif, yakni tidak menjelaskan pembangunan dalam konteks actual namun hanya menjelaskan bagaimana pembangunan seharusnya dilakukan. 

B.   FASE EKONOMI PEMBANGUNAN

Paradigma ekonomi konvensional terdiri dari tiga fase yaitu, fase Klasik, Keynesian dan Neo klasik.

1.   Fase Klasik

          Fase pertama ekonomi pembangunan adalah masa klasik yang dikembangkan oleh ekonomi klasik seperti  Adam Smith, David Ricardo, Maltus, dan John Stuat Mill. Adam Smith dengan karyanya An Inquiry into the Nature in causes of the welth of nation yang dipublikasikan pada tahun 1776 yaitu menyerahkan aturan dan penguasaan ekonomi kepada masyarakat (individual), didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran, sedangkan pemerintah tidak campur tangan. Harga yang terbentuk atas dasar mekanisme pasar dengan sendirinya akan mempengaruhi produksi, alokasi, pendapatan, dan konsumsi. Mekanisme pasar akan lancar prosesnya apabila individu bebas nertindak dan berbuat (Laissez Faire). Teori Adam Smith ini dikenal sebagai sistem ekonomi liberal dan banyak dianut oleh Negara-negara barat seperti  Amerika dan beberapa Negara di Eropa. 

2.   Fase Keynesian

Pada tahun 1929-1932 terjadi great depression atau depresi ekonomi di Amerika. Menuerut Keyness dengan bukunya The General Theory of Employment, Intrest and Money yang dirterbitkan tahun 1936, depresi ekonomi ini disebabkan kesalahan sistem ekonomi laissez faire. Untuk mengatasi masalah tersebut, Keynes  mengusulkan untuk meninggalkan ideology laises faire dan pemerintah harus lebih banyak campur tangan dalam mengendalikan dan mempengaruhi perekonomian, sementara pengusaha swasta diberi kepercayaan dalam kegiatan produksi dan pemilikan faktor-faktor produksi.  Pada fase ini sejumlah Negara dunia ketiga memperoleh kemerdekaannya. Pembangunan dinegara-negara yang baru merdeka ini menjadi perhatian ekonomi. Teori Keynespun banyak di adovsi dan dipergunakan Negara-negara baru merdeka tersebut untuk membangun perekonomiannya. 

3.   Fase Neo Klasik

Fase ketiga yang dimulai pada tahun 1970 an memiliki focus yang berbeda dengan fase yang kedua. Pada fase ketiga ideology Keynes dan sosialisme mulai melemah dan dan ekonom cenderung anti kekuasaan (Negara) dan kembali pro kepada pasar bebas. Magroekonomi Keynessian yang awalnya dianggap tepat untuk mengatasi depresi ekonomi, ternyata dalam jangka panjang menimbulkan pemborosan menggunakan sumber-sumber ekonomi yang langka. Karenanya muncul kembali pemikiran klasik (Neo Klasik) bahwa liberalisasi pasar dan pengurangan campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Sangat penting untuk menyelesaikan masalah Negara-negara berkembang. Aliran Neo Klasik yang dipelopori oleh Alferd Marshal dan Leon Wallras ini, meyakini bahwa laju pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan dalam penawaran faktor-faktor produksi dan tingkay technology, dan rasio modal produksi tidak bersifat konstan. Karenanya sebuah perekonomian dapat menentukan kombinasi penggunaan modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan produksi. 

C.   PARADIGMA PEMBANGUNAN

Pembangunan dinegara-negara berkembang memiliki pola, metode, model dan pradigma yang berbeda. Diantara pradigma pembangunan dinegara-negara berkembang tersebut adalah :

1.   Paradigma Modernisasi

Paradigma Modernisasi muncul pasca perang dunia kedua, yaitu ketika pasar dalam negeri Amerika mengalami kejenuhan dan terancam kehilangan mitra dagang. Untuk mengatasi hal tersebut, pada tahun 1946/1947 pemerintah Amerika Serikat membuat kebijakan ekonomi yang dikenal dengan Marshall Plan. Program ekonomi skala besar ini bertujuan untuk membantu dan memperbaiki perekonomian Negara-negara berkembang dan Negara-negara pasca perang. Pemerintah Amerika Serikat kemudian membentuk dua lembaga keuangan yang bertugas membantu Negara-negara eropa dan Negara berkembang yaitu Wordl Bank dan Internatioanl Monetary Fundes (IMF). Keberadaan Wordlbank dan IMF ini bukan saja banyak membantu Negara-negara eropa, tetapi juga memberikan keuntungan luar biasa bagi Amerika. Asumsi dasar dari paradigma modernisasi adalah :

Ø  Ada dikotomis yaitu antara masyarakat modern (masyarakat Negara-negara maju) dan masyarakat tradisional (masyarakat Negara-negara berkembang).

Ø  Peranan Negara-negara maju sangat dominan dan positif karena menularkan nilai-nilai modern disamping memberikan bantuan modal (utang dalam dan luar negeri) serta bantuan teknologi.

Ø  Paradigma pembangunan dinegara-negara eropa yang ditawarkan dapat diterapkan, kapan dan dimana saja.

 2.   Paradigma Ketergantungan (dependensi)

Keterbelakangan Negara-negara berkembang yang mendapat bantuan pinjaman dari Negara-negara maju menimbulkan ketidakpuasan terhadap paradigma modernisasi, sehingga memunculkan paradigma dependensi. Menurut paradigma dependensi sentuhan modernisasi merupakan penyebab Negara-negara berkembang mengalami keterbelakangan dan kemajuan dari Negara-negara maju dari Negara-negara lainnya (the development of under development), bahkan muncul pertanyaan besar siapa sebenarnya yang menolong dan siapa yang ditolong.

          Secara filosopis, teori dependensia melihat bahwa pembangunan bukan hanya proses industrialisasi, peningkatan output dan produktivitas, namun juga peningkatan standar hidup bagi setiap penduduk dinegara dunia ketiga. Oleh karenanya, pembangunan tidak sekedar pelaksanaan untuk melayani kepentingan elite diperkotaan, tetapi juga program untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk pedesaan, pencari kerja, dan kelas sosial lain yang memerlukan bantuan. Program pembangunan yang hanya menguntungkan sebagian kecil masyarakat dan membebani masyarakat lainnya bukan pembangunan yang sebenarnya.

3.   Paradigma Sistem Dunia

Paradigma sistem dunia muncul sebagai paradigma modernisasi dan dependensi. Pencetus teori Immanuel Wallerstein (1974) memandang dunia adalah sebuah sistem kapitalis yang mencakup seluruh Negara didunia, dan integrasi yang terjadi lebih banyak dikarenakan oleh faktor ekonomi daripada kepentingan politik. Jika ada dua atau beberapa Negara yang saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan dan bahan bakar, maka akan ada persaingan politik dari kedua Negara tersebut untuk mendominasi.

          Menurut wallerstein, dunia terlalu kompleks jika hanya dibagi atas 2 kutub (Negara pusat dan Negara pinggiran) karena pada kenyataannya terdapat Negara-negara yang tidak termasuk dalam dua kategori itu. Ada Negara yang tidak bisa digolongkan menjadi Negara-negara yang tidak termasuk dalam dua kategori itu. Ada Negara yang tidak bisa digolongkan menjadi  Negara pusat ataupun Negara pinggiran. Menurut walletstrain, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Negara core (pusat), semiperioferi (setengah pinggiran0, dan Negara periferi (pinggiran). Perbedaan ketiga jenis Negara ini ditentukan oleh kekuatan ekonomi dan politik dari masing-masing kelompok.

 

D.   EVOLUSI PARADIGMA PEMBANGUNAN

1.   Pandangan Tradisional Tentang pembangunan

Pada awalnya pembangunan di Negara-negara berkembang identik depan upaya meningkatkan pendapatan perkapita , sehingga yang membedakan antara Negara maju dengan berkembang adalah pendapatan rakyatnya. Dengan pendapatan per kapita yang tinggi diharapkan pengangguran, kemiskinan , dan ketimpangan distribusi pendapatan dinegara sedang berkembang dapat terpecahkan. Indikator berhasil tidaknya pembangunan semata-mata dilihat dari meningkatnya pendapatan nasional (GNP) perkapita riil. Kesadaran ini menjadi awal pendefesian ulang makna pembangunan  misalnya, mengartikan pembangunan sebagai pergerakan ke atas dari seluruh sistem sosial.

          Beberapa paradigma baru dalam pemabngunan kemudian berkembang, seperti paradigma pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok (basic needs) pembangunan mandiri, pembangunan berkelanjutan dengan perhatian terhadap alam , pembangunan yang memperhatikan ketimpangan pendapatan menurut menurut etnis (ethno develomment). 

2.   Paradigma Baru Dalam Pembangunan

Pada akhir tahun 1960-an,banyak Negara yang sedang berkembang menyadari bahwa pertumbuhan (growth) tidak identik dengan pembangunan.  Pertumbuhan ekonomi yang tinggi sehingga melampaui Negara-negara maju bisa saja dicapai namun dibarengi dengan masalah- masalah seperti pengangguran , kemiskinan di perdesaan, distribusi pendapatan yang timpang , dan ketidakseimbangan struktual. Hal ini memperkuat keyakinan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan syarat yang diperlukan tetapi tidak mencukupi bagu proses pembangunan.

Kesadaran ini menjadi awal pendefenisian ulang makna pembangunan myrdsal misalnya, megartikan pembangunan sebagai pergerakan keatas  dari seluruh sistem sosial. Ada pula yang menekankan pentingnya pertumbuhan dengan perubahan  (growth with change), terutama perubahan nilai-nilai dan kelembagaan. Beberapa paradigma baru dalam pembangunan kemudian berkembang seperti paradigma pertumbuhan dengan distribusi, kebutuhan pokok pemabngunan mandiri, pembangunan berkelanjutan dengan perhatian terhadap alam pembangunan yang memperhatikan ketimpahan pendapatan menurut etnis (ethno develemont).

a.    Strategi Pertumbuhan Dengan Distribusi

Kajian pertumbuhan ekonomi selalu dimulai dengan statistik yang berkaitan dengna pendapatan nasional (GDP), seperti beberapa persen pertumbuhan ekonomi, beberapa pendapatan perkapita, berapa jumlah investasi yang diperlukan, dan seterusnya.

b.    Strategi kebutuhan pokok

Pada tahun 1975, ILO menyelenggarakan konferensi ketenagakerjaan dunia. Konferensi ini menjadi tonggak penting dalam sejarah gagasan pembangunan, karena dalam konferensi ini suatu gagasan lama mendapatkan momentum, yang memunculkan suatu paradigma baru yang dikenal sebagai paradigma  kebutuhan dasar.

c.    Paradigma pembangunan sumber daya manusia (human development  paradigm)

Mahbuh ul Hag, ekonom berkebangsaan Pakistan, membuat refleksi mendalam tentang paradigma pembangunan berat yang sangat materialistik, yang diadopsi di Negara-negara berkembang . paradigma pembangunan barat yang materialistik ditandai dengan ukuran pencapaian hasil pembangunan hanya dari aspek fisik dan ekonomi semata, yang dikuantifikasi dalam perhitungan matematik dan angka statistik. 

3.   Kritik terhadap paradigma pembangunan

Paradigma pembangunan barat yang diharapkan menjadi arah dalam pembangunan ekonomi dunia ternyata belum mampu menciptakan kesejahteraan bagi semua masyarakat dunia, bahkan meninggalkan  banyak permasalahan, seperti kekurangna pangan melebarnya tingkat ketimpangan, tingkat kemiskinan yang sangat ekstrem dan eksploitasi Negara maju terhadap sumber daya alam Negara berkembang. Dalam perjalananya, ekonomi konvensional juga telah menciptakan berbagai krisis keuangan dan krisis ekonomi seperti krisis asia, krisis eindonesia tahun 1997-1998, dan krisis ekonomi amerika pada 2008 (subprime mortgage).

Paul ormerod dalam The Death Of Economics, menyatakan bahwa dunia dilanda suatu kecemasan karena sistem ekonomi yang sekarang tidak memiliki ketahanan untuk menghadapi setiap gejolak ekonomi.indikasinya  adalah pada terjadinya krisis dan meningkatnya jumlah tingkat pengangguran , tidak hanya di neagra-negara maju. Senada dengan ormerold, cristofam buarqua mengatakan bahwa peradaban pada abad 20 an yang telah mengantarkan Negara-negara di dunia dalam kemajuan dan kemewahan harus dibayar dengan hilangnya kemanusian. 

4.   Paradigma Islam Tentang Pembangunan

a.    Paradiqma pembangunan menurut ibn khaldun

Menurut Ibnu Khaldun, untuk menciptakan kesejahteraan, maka setiap Negara harus melaksanakan pembangunan dengan memperhatikan beberapa komponen yang saling berhubungan satu sama lain sehingga membuat sebuah lingkaran yang disebut M. Umer Chapra dengan daur keadilan  atau cycle of equity. Komponen-komponen tersebut adalah  kekuatan penguasa (al-mulk), syariah (hukum), rakyat (ar-rijal), kekayaan (al-mal), pemabnguann (al-imarah), dan keadilan (al-adl).

Keunikan konsep ibnu khaldun ini adalah hubungan antar variabel yang saling terakit satu sama lain sehingga atau variabel yang lain dapat bereaksi ataupun tidak dalam arah yang sama, kegagalan disuatu variabel tidak secara otomotis menimbulkan dampak mundur, tetapi bisa diperbaiki sehingga arah bisa berubah menuju kemajuan kembali.  Sebaliknya, jika tidak bisa diperbaiki, maka arah perputaran lingkaran menjadi melawan jarum jam, yaitu menuju kemunduran. Negara juga harus menjamin hak-hak masyarakat dan bertanggunjawab mewujudkan kesejahteraan masyarakat agar masyarakat sejahtera atau makmur, melalui pembangunan yang adil.

b.    Paradigma pembangungan menurut Khurshid Ahmad

Menurut Khursid Ahmadi Filosopis pembangunan ekonomi terdiri dari tauhid, keadilan, khilafah dan takziah.

1.    Tauhid Rububiyyah merupakan dasar pelaksanaan pembangunan ekonomi.

2.    Keadilan, yaitu pembangunan harus meliputi semua aspek agar tidak pincang dan mampu menciptakan pemerataan.

3.    Khilafah, menegaskan bahwa manusia adalah wakil Allah dimuka bumi untuk memakmurkan muka bumi dan bertanggungjawab kepada Allah tentang pengelolaan sumber daya yang diamanahkan kepadanya.

4.    Takziah, yaitu mensucikan manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama dan alam lingkungan, masyarakat dan Negara.                                                                                                

Konsep pembangunan yang Islami sebenarnya dapat ditarik dari konsep tazkiah, yang berarti penyucian terhadap sikap dan hubungan manusia dengan semesta dimuka bumi. Tazkiah merupakan upaya untuk mentransformasikan kehidupan kearah yang lebih dan berkah, yang didasari pada tioga prinsip utama yaitu keadilan, keseimbangan dan ketundukan yang sempurna kepada Allah SWT. Tazkiah juga mendorong pembangunan tidak hanya pada hal-hal yang bersifat fisik material, melainkan juga aspek moral spiritual. Ukuran keberhasilan pembangunan tidak hanya didasarkan ada ukuran material, namun juga kualitas moral pelaku pembangunan.

c.    Paradigma pembangunan menurut Umer Chapra

Paradigma Islam tentang pembangunan dimulai dengan beberapa pertanyaan mendasar yaitu; bagaimana model pembangunan yang diinginkan Islam? Apakah model pembangunan model I I dapat direalisasikan dengan pendekatan sekuler? Bagaimana strategi Islam dalam membantu Negara-negara muslim menanggulangi ketidakseimbangan makro ekonomi? Kenapa, selama, Negara-negara muslim gagal merumuskan dan mengimplementasikan strategi tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut menurut Chapra harus di jawab dengan menggunakan konsep Islamic Word Daviey yang disarankan pada tiga konsep fundamental yaitu tauhid (keesaan Allah SWT). Khilafah dan keadilan adalah tauhid mengandung implikasi bahwa alam semesta ini secara sadar atau sengaja dibentuk dan diciptakan oleh Allah yang maha kuasa, yang maha esa, dan unik. Untuk mewujudkan hal tersebut harus dilakukan tindakan kebijakan sbagai solusi bagi pembangunan yang disertai keadilan dan stabilitas yaitu:

Ø  Memberikan kenyamanan kepada faktor manusia

Kualitas sumberdaya manusia sangat menetukan keberhasilan pembangunan, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa keberhasilan pembangunan ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada.

Ø  Mengurangi konsentrasi kekayaan

Hambatan utama bagi pembangunan yang berkeadilan adalah konsentrasi kepemilikan atau kekayaan. Konsentrasi kekayaan harus dihilangkan untuk mencapai pemerataan yang berkeadilan.

Ø  Melakukan restrukturisasi ekonomi

Realokasi sumber-sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan tidak akan berjalan tidak akan berjalan tanpa adanya penataan semua aspek ekonomi, yang meliputi konsumsi swasta, keungan pemerintah, pembentukan modal dan produksi.

Ø  Melakukan restrukturisasi keuangan

Restrukturisasi keuangan dimaksudkan untuk mengembangkan ekonomi pedesaan dan perkotaan. Investasi dan tabungan yang dikelola oleh lembaga-lembaga keuangan harus di prioritaskan untuk pengembangan perekonomian dan sector riil.

Ø  Perencanaan kebijakan strategis

Perencanaan kebijakan strategis dilakukan dengan menetapkan perubahan struktur yang diperlukan oleh perekonomian untuk memenuhi kebutuhan mengurangi pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

Posting Komentar untuk "Ekonomi Pembangunan I - Paradigma Pembangunan, Fase Ekonomi Pembangunan, Evolusi Paradigma Pembangunan"