Abang Bukan Tak Sayang dan Cinta Padamu Wahai Kekasih Halalku
Sedikit abang flashback kebelakang belasan tahun yang lalu bahwa adanya pertemuan mata yang mendatangkan cinta turun ke hati. Sejak itulah awal dari pada hatiku terpaut padamu. Mungkin engkau sudah lupa, namun diingatanku masa itu tidak pernah lupa sampai sekarang ini.
Saya tidak akan membahas masa itu panjang lebar melainkan bahwa sesungguhnya sejak engkau menjadi kekasih halalku 2 November 2016 yang lalu engkau menjadi penerang dan penenang hatiku ketika aku sedang sakit, gelisah gundah merana.
Disaat engkau jauh dari pandangan mataku jangan engkau berpikir bahwa yang kulakukan adalah berniat menambah atau menggantikanmu dengan wanita lain.
Engkau salah adindaku, engkau salah sayang, engkau salah cinta...
Yang benar - benar kurasakan adalah kegundahan, kegelisahan dan kerinduan yang mendalam atas kehadiranmu disampingku haholongan...
Tidakkah engkau tahu?
Bahwa sesungguhnya dari LUBUK hatiku yang paling dalam “abang sangat sangat bersyukur memiliku, beruntung jadi suamimu, bangga menjadi kekasih halalmu”.
Memang harus abang akui, abang bukanlan suami idaman, bukan kekasih impian, bukan pula pria dambaanmu.
Melainkan manusia biasa yang penuh dengan kekurangan, kesalahan, kejelekan dan berbagai keburukan.
Sering mungkin abang terlihat cuek, tidak perhatian, melalaikanmu seolah – olah dari padangan matamu aku tidak cinta padamu, berniat ingin menggantikanmu.
Saya katakan “itu tidak benar sayang”
Abang itu benar – benar cinta dan sayang padamu hingga ajal menjemputku, hingga sang pemutus segala kenikmatan mencabut nyawaku.
Abang berharap adek menghapus kecurigaan – kecurigaan itu terhadap abang... tidak ada lagi rasa curiga diantara kita melainkan rasa sayang dan pecaya selalu terpupuk dibahterai cinta kita.
Aku cinta padamu, dirimu adalah diriku dan diriku adalah dirimu. Engkau terluka dan sedih juga menjadi luka dan sedihku.
Dunia yang semakin tua dan godaan syaiton yang tiada henti dan nafsu yang selalu jadi musuh menjadikan terkadang hidup kita lalai dari haluan yang sudah digariskan oleh sang khaliq pencipta Allah SWT.
Urusan pekerjaan yang terkadang menumpuk, urusan rumah tangga terkadang goyah, urusan keuangan terkadang menipis, urusan anak terkadang membuat lalai dan sedih.
Hambatan dan rintangan tiada henti – hentinya menggoyahkan bahterai rumah tangga kita. Selalu banyak tantangan apakah dua insan bertahan atau hancur perlahan.
Dari situlah kita bertahan menerima rintangan dan tantangan sayang. Sabar, ihkhlas dan bersyukur menjadi obat segala penyakit kehipan dunia ini.
Candaan, kebahagiaan dan tangisan selalu beriringan datang silih berganti terdahap pasangan ummat manusia.
Terkadang ku hampir tidak kuat, abang sering mengeluh dan mungkin abang pernah menangis. Disitu adinda selalu hadir tidak pernah alfa/absen untuk selalu mengajakku bangkit, menyemangati dan mengatakan jangan menyerah SAYANG. Apapun masalahmu apapun kesedihanmu adek selau hadir untukmu kakanda.
Sungguh engkau wanita dan istri yang hebat adinda...
Engkau sabar dan taat menghadapi segala tingkah dan perbuatanku walaupun terkadang engkau tidak menyukainya.
Wahai ibunda dari anak – anaku...
Suamimu bangga memiliku...
Kekasih halalmu bersyukur atas kehadiranmu menemani
hidupnya...
Suami yang mana yang tidak suka dan cinta terhadap wanita yang taat akan perintahnya...
Mudah – mudahan keluarga kita menjadi keluarga : sakinah,
mawaddah warohmah.
Saling mencintai dan
menyayangi tentram sejahtera dalam membangun rumah tangga.
Aamiin... Aamiin... Aamiin... ya robbal alamin....
ARRAH (ARIFIN – RAHMA)
Posting Komentar untuk "Abang Bukan Tak Sayang dan Cinta Padamu Wahai Kekasih Halalku"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.