Merunut Peristiwa, Merekam Jejak-Jejak Pergerakan OPOSISI
.
Pasca rekonsiliasi wowor-wiwir, kubu oposisi pecah hingga berkeping-keping. Mental pegiat medsos rata-rata down.
Dengan hati yang hancur, harapan yang nyaris punah. Puing-puing oposisi berkelompok kembali menjadi geng-geng kecil, ada yang memutuskan apapun yang terjadi tetap wowo sampai mati. Ada juga yang dengan tegas meninggalkan wowo dan gerandongnya karena dianggap tidak amanah, inkonsisten dan mengkhianati pengusungnya. Oposisi yang kecewa dengan bergabungnya wowo pada rezim, tidak hanya meninggalkan tetapi balik menyerang dan menguliti wowo. Kami selalu berisik mengungkap betapa pengecutnya seorang wowo, idealismenya hanya sebatas retorika dan gebrakan meja. Kami yang berisik dilabeli kalengers oleh wowo lover. Ok, brand itu dipakai sekalian. Dibuatlah group FB kalengers yang digawangi dr. Chilafat dan aku salah satu anggotanya.
Karena pegiat medsos dulunya satu barisan, maka sulit untuk mengenali mana kawan yang konsisten oposisi dan mana yang akhirnya jadi lawan karena mereka memilih tetap membersamai wowo. Terjadilah kekaburan identitas, akibatnya obrolan group sering kali bocor ke pihak kopet (komplotan Pemuja Timbul/ wowor). Kebocoran inilah awal mula tawuran online.
Suatu waktu terjadi lagi kebocoran. Obrolan group sampai ke kubu kopet dan orang menduga pelakunya akun Martinez Abdul. Mak Murniati Ali nanya profil yang bersangkutan padaku, karena aku dianggap kenal dekat dengannya, maka aku japri Martinez dengan niat tabayyun. Hatiku masih yakin kalau dia tidak melakukan aksi spionase. Namun apa yang terjadi? Dia malah balik menuduh aku yang melaporkan dia sebagai penyusup. Padahal demi Allah aku nggak tau apa2. Aku cuma nanya kebenaranya. Dia mencecar aku dan menguliti akun Icha Althofunnisa. Waktu itu aku nggak berani ngaku karena takut tercium Abah dan keluarga besarku. Sejak saat itulah perseteruanku dengan Martinez dimulai. Dia bersama kovet lainnya yang ngumpul diakun Oen Eht menuduhku pengadu domba, pemilik banyak akun, ada yang dipakai sebagai cebonger, dipakai sebagai kampreter dan dipakai sebagai oposisi, edan banget fitnahannya. Padahal aku nggak pernah punya akun lebih dari dua, yang satu terhubung ke dunia nyata sama akun perjuangan. Dia menghajarku habis²an. Sampe ngaku kalau dia bagian dari Intel AL. Ahahahaa aku tanya temen yang kakaknya intel beneran, ngakak so hard. Intel kok ngaku.
Group Kalengers awalnya terbentuk di FB yang anggotanya terdiri dari: aku sendiri, dr Chaca, Uda Arsyad, Bang Sam, Manda Michael, Onah paybo, Nova egaw, Ciby, Dhamay, Mona, Yuni Tata. Lista, Bunzu, Sari, Ida Sasak, Josan, Gugus, Novi Efroza, Desma, pipiet dosen, siapa lagi ya, lupa. Belakangan masuk Martinez Abdul.
Sejak FB sering dibobol penyusup, group pindah ke WA. Dan aku tidak lagi termasuk di dalamnya. Namun walau sudah bukan lagi bagian dari group, jiwa kalengku tetap krompyangan. Dan menganggap anggota kalengers atau siapapun yang tetap mengkritisi rezim dan antek2nya sebagai saudara seperjuangan.
Hampir semua anggota kalengers pernah dibully dan dikuliti sama komplotan Pemuja Timbul. Ada yang sampai dimapping, dipersekusi ke rumahnya ada yang disebar KTP nya ke komunitas Bani Bipang, dijembrengin kehidupan pribadinya, bahkan difitnah dengan sadis hingga berjulid-julid di akun Oen Eht.
Kenapa komplotan pemuja Timbul begitu ganas? Karena oposan yang konsisten memperjuangkan nilai kebenaran dan cita-cita mewujudkan bangsa yang baldatun thoyyibatun warabbun ghafur terus-terusan membuka borok-borok mereka. Kalau dibiarkan hal ini akan menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan gerandong dan akan menjatuhkan elektabilitas wowo di capres 2024 mendatang. Inkonsistensi wowo dengan gerandongnya merupakan cela dan pengkhianatan yang tak termaafkan. Kalau terus²an diangkat rontok kepercayaan masyarakat terhadap partai burung belekok tersebut. Sehingga oposan yang dilabeli kalengers harus diacak-acak dan dihancurkan. Terjadilah perang bacod yang begitu sengit sampai akhirnya jadi gelut masalah pribadi.
Bunly merasa prihatin melihat penomena tawuran online yang tak berkesudahan, Beliau menginisiasi untuk mendamaikan kedua belah pihak. Saya lihat saat itu kondisi Bunly netral, tidak memihak. Namun niat baik Bunly tersebut tidak membuahkan hasil yang positif. TS yang tadinya dibuat untuk menjembatani agar kedua kubu akur, malah jadi lapak tawuran online baru. Dari perang mulut antara pihak kalengers dan kopet, Bunly memilih merapat ke kalengers. Tentu saja kopet berang dan balik menyerang Bunly. Tidak akan saya bahas serangan apa saja yang Bunly terima dari kopet karena terlalu panjang.
Kembali ke komunitas kalengers, namanya dalam komunitas ada banyak idealisme dan kepala yang berpikir, sehingga kerap kali terjadi ketidak sepakatan. Tahun dua ribu dua puluh, saya baca dari postingan Lista, kalau dia bukan lagi bagian dari kalengers, diikuti Sari, Bunzu, Gugus, Josan, Yudi, Ida sasak. Siapa satu lagi lupa. Mereka lebih memilih membuat geng baru bernama Ice Juice namun kemudian lenyap dan ada yang melebur bersama komplotan pemuja timbul.
Masih di tahun yang sama, dokter Chaca juga memutuskan untuk meninggalkan kalengers, disusul Novi dan Desma. Selepas dari kalengers dokter Chaca tidak terdengar gabung ke mana, sedangkan yang lainnya dikabarkan juga merapat ke komplotan pemuja timbul. Kini kalenger digerakan oleh Bunly yang lebih fokus untuk memajukan UMKM. Solutif juga sih, karena mensupport para perintis usaha kecil merupakan bagian dari jihad ekonomi dengan tidak mengesampingkan jihad siasi/politik. (Jihad artinya sungguh-sungguh)
Ada hal menarik saat terjadi baku hantam virtual, kopet merangkul iblis betina si penghina dan pembenci ulama terutama h4bi3b, aku menyaksikan sendiri bagai mana euforianya saat mereka, caty, oposeh, josan, Biccot, live report dengan menggunakan akun FB Lista, kopet bersama si iblis betina membully bunly sambil memaki maki lele goreng, maksudnya apa coba? Entahlah. Namun tidak lama kemudian si iblis betina bisa ditarik ke kubu kalengers dan balik menyerang kopet. Hal ini menguntungkan kalengers karena si iblis betina buka-bukaan rahasia kopet, memudahkan Bunly untuk memetakan kekuatan gerombolan perusuh, memperkarakan fitnah dan bullyan mereka.
Orang-orang yang membersamai Bunly bukan berarti penjilat, tidak semua yang bersama Beliau punya hutang budi. Aku misalnya, tidak kenal Beliau di dunia nyata. tidak dekat juga di FB, tidak pernah berhutang jasa ataupun materi dengan mereka. Kami solid karena punya sakit hati yang sama. Harga diri yang diinjak-injak, kehormatan yang dinodai dengan keji, pembunuhan karkter yang dilakukan dengan semena-mena. Kami orang-orang yang sedang menuntut balas atas kesadisan omongan para kopet maniax. Dulu kami hanya bisa meratap diatas sajadah mengadukan segala fitnahan, hinaan, keluarga kami direndahkan, status sosial dilecehkan, diolok-olok hingga berpekan lamanya. Dan sejak berseteru dengan bunly yang juga menarik dukungan pada wowo, mereka sering kena tampol. Bahkan kali ini sedang menuai azabnya. Ada yang bisnisnya kena tipu teman sendiri, ada yang sampai video tidak senonohnya tersebar. Kali ini mereka salah cari lawan.
Miris, sih. Episode perjuangaan medsos sedang mengalami stagnan, banyak terjeda iklan dan tawuran online, sungguh tak terbayangkan yang dulunya sahabat karib jadi musuh bebuyutan saling bongkar aib, saling menjatuhkan marwah. Yang awalnya musuhan malah jadi saudaraan. Saling menutupi kesalahan. Geng Kopet sendiri hancur, biang onar ratu selfie, tukang merendahkan, yang suka melabeli orang selain dirinya dengan sebutan Kasta Sudra kehilangan muka, bisnisnya ambyar. Joki akun fake lainnya sumber kerusuhan dumay yang sering ngatai orang lain blangsak, terancam dikerangkeng di hotel prodeo karena kasus penipuan. Ada juga kang jembrengin aib orang lain terlilit hutang dan rumah tangganya berantakan. Jadi memang para pembuat onar itu di kehidupan nyatanya rata-rata mengalami gangguan jiwa.
Indikasinya ada orang-orang yang diakun asli postingannya begitu santun, agamis, kalem. Saat menggunakan akun fake begitu liar, amoral, bar-bar, niradab, bahasanya kasar dan keji saat mencaci maki. Entah guncangan seperti apa yang telah mendera mereka hingga urat syarafnya jeprut semua.
Semua peristiwa yang terjadi dua tahun terakhir ini telah mengajarkan bahwa, mencintailah sekedarnya karena ternyata semudah membalikan telapak tangan yang awalnya saling menyinta mendadak saling benci, saling tikam. Yang dulunya saling puji jadi saling caci, yang awalnya suka menyanjung berbalik jadi mentung.
Bencilah sekedarnya saja karena ternyata sakitnya hanya sepedih mengupas kulit bawang. Tiada musuh abadi, yang ada hanya kepentingan abadi menguasai kehidupan dengan cara-cara keji...
Bagiku, siapapun yang konsisten membenci kesewenang-wenangan, tidak berdamai dengan komplotan pengkhianat bangsa, mereka tetap saudara seperjuangan. Manusia tidak ada yang sesempurna malaikat sama halnya dengan penulis, berlumur dosa berkubang khilaf. Semoga kedepannya Allah menghimpun kembali hati yang tercerai berai. Menguatkan kembali ukhuwah yang sempat terkoyak. Entahlahh gimana caranya. Hanya Allah yang kuasa menggerakkan dan merekatkannya.
Demikian reportase yang terjadi pasca 02 berkoalisi dengan 01.
#karinasabila