Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makalah Teori Lokasi Ekonomi Regional

Makalah Teori Lokasi Ekonomi Regional


 KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Lokasi” tepat pada waktunya.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, terkhusus kepada  Bapak M. Syafi‟i selaku dosen mata kuliah Ekonomi Regional.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki dalam penulisan makalah selanjutnya.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang teori lokasi ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembacanya.

Medan, 21 September 2021

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i 

Daftar Isi .......................................................................................................ii 

BAB I ............................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II............................................................................................................3


A. Definisi Lokasi .......................................................................................... 3

B. Sistem K=3 Christaller .............................................................................. 6

C. Konsentrasi Produsen/Pedagang ............................................................... 8

D. Bentuk Kurva Permintaan Akibat Jarak.................................................... ...10

E. Model Von Thunen ................................................................................... 11


BAB III ..........................................................................................................5

A. Kesimpulan................................................................................................ 15

B. Saran.........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................16 


BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Perencanaan  wilayah  merupakan  instrument  yang  dapat  memberikan  arah dalam  pembangunan wilayah secara menyeluruh dan terpadu. Pembangunan tersebut terbagi dalam berbagai kegiatan baik kegiatan pertanian maupun non pertanian yang dominan dalam kontribusi pertumbuhan wilayah suatu wilayah. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan pengaturan lokasi yang mampu memberikan keuntungan maksimum, efisiensi dalam aksesbilitas serta penggunaan ruang yang optimal sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat berlangsung. Penentuan lokasi kegiatan harus mempertimbangkan berbagai faktor antara lain aksesibilitas, bahan baku mentah, tenaga kerja, pemasaran, dsb. Berbagai pertimbangan yang deskriptif kuantitatif dan kualitatif tersebut dikenal dengan sebutan “Teori Lokasi”.

Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi. Dalam studi tentang wilayah, yang dimaksud dengan ruang adalah permukaan bumi baik yang ada diatasnya maupun yang ada dibawahnya sepanjang manusia awam masih bisa menjangkaunya. Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing- masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi,  atau  ilmu  yang  menyelidiki  alokasi  geografis  dari  sumber-sumber  yang langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun social. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegitan, ahli ekonomi regional  atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan „gangguan‟ ketika manusia berhubungan  atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang banyak  dibahas  dalam  teori  lokasi  adalah pengaruh jarak  terhadap  intensitas  orang bepergian dari satu lokasi kelokasi lainnya. 


Walaupun teori yang menyangkut pola lokasi ini tidak berkembang tetapi telah ada sejak awal abad ke-19. Secara empiris dapat diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang umumnya adalah perkotaan (central places), terdapat tingkat penyelidikan pelayanan yang berbeda-beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan untuk yang sentingkat  walaupun  tumpang tindih  tetapi  tidak  begitu  besar. Keadaan  ini  bersifat universal dan dicoba dijelaskan oleh beberapa ahli ekonomi atau geografi yang dirintis oleh Walter Christaller.  Ahli  ekonomi  Von Thunen  melihat  perbedaan  penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang tercermin dalam sewa tanah. Weber secara khusus menganalisis lokasi industri. Ketiga tokoh diatas dianggap pelopor atau pencipta landaan dalam hal teori lokasi. Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau memodifikasi salah satu teori atau menggabung pandangan dari tiga tokoh yang disebutkan di atas


B.   Rumusan Masalah


Dalam mengkaji diskusi di atas, pemakalah merumuskan beberapa rumusan permasalahan, antara lain:

1.   Apakah yang dimaksud dengan definisi lokasi?

2.   Apakah yang dimaksud dengan sistem K=3 Christaller?

3.   Apakah yang dimaksud dengan konsentrasi produsen/pedagang?

4.   Apakah yang dimaksud dengan bentuk kurva permintaan akibat jarak?

5.   Apakah yang dimaksud dengan model Von Thunen?


C.   Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan dan pemaparan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1.   Mengetahui definisi lokasi.

2.   Mengetahui sistem K=3 Christaller.

3.   Mengetahui konsentrasi produsen/pedagang.

4.   Mengetahui kurva permintaan akibat jarak.

5.   Mengetahui model Van Thunen. 


BAB II PEMBAHASAN

A.   Definisi Lokasi

Setiap kegiatan akan memebutuhkan tempat untuk berlangsungnya kegiatan tersebut.  Tempat  berlangsungnya  suatu  kegiatan  selanjutnya  akan  disebut  lokasi, dimana suatu kegiatan berlangsung atau dapat juga merupakan tempat dimana suatu objek terletak. Prinsip dari suatu lokasi adalah memberikan pelayanan yang sebaik- baiknya bagi penduduk pemakai jasa dari suatu fasilitas.

Lokasi merupakan salah satu variabel yang hampir terabaikan dalam banyak kasus   penataan   ruang   suatu   kegiatan/aktivitas.   Pada   dasarnya,   penataan   ruang hendaknya tidak hanya sekedar menerangkan kegiatan/aktivitas tersebut sebagaimana adanya, melainkan harus dibuat suatu keputusan yang rasional, bagaimana dan mengapa kegiatan/aktivitas tersebut berada di suatu tempat.

Penentuan lokasi  fasilitas  yang optimal,  mempunyai  sifat-sifat normatifdeskriptif artinya, dalam menentukan lokasi yang optimal harus dapat menjelaskan apa adanya dan dilihat bagaimana kriteria-kriteria yang membentuknya. Tata ruang yang baik adalah yang memberikan kemudahan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat (most accessible).

Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan “gangguan” ketika manusiaberhubungan/bepergiandari satu tempat ke tempat lainnya. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan waktu dan tenaga (biaya) untuk mencapai lokasi yang satu dari  lokasi  yang  lainnya.  Selain  itu,  jarak  juga  menciptakan  gangguan  informasi sehingga makin jauh dari suatu lokasi makin kurang diketahui potensi/karakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin jauh jarak yang ditempuh, makin menurun minat orang untuk bepergian dengan asumsi faktor lain semuanya sama.


Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan unik dimanalahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan atau suatu stand atau counter bark di dalam maupun di luar gedung. Lokasi yang strategis mampengaruhi.


1   Teguh Warsito, Ilmu Ekonomi Perkotaan Suatu Pengantar, (Jawa Timur: Uwais Inspirasi

Indonesia, 2019), hlm. 16 

Seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian karena lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa bisa menentukan keberhasilan perusahaan Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat menghambat efisiensi. Seleksi lokasi untuk perusahaan barang atau manufaktur perlu lebih dekat ke bahan baku atau tenaga kerja, sedangkan untuk perusahaan jasa perlu lebih dekat dengan pelanggan.

Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus dan unik dimanalahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Maka dapat disimpulkan bahwa lokasi yang dimaksud adalah suatu letak atau tempat yang tetap dimana orang bisa berkunjung untuk berbelanja, tempat itu berupa daerah pertokoan atau suatu stand atau counter bark di dalam maupun di luar gedung. Lokasi yang strategis mampengaruhi seseorang dalam menimbulkan keinginan untuk melakukan pembelian karena lokasinya yang strategis, terletak di arus bisnis, dan sebagainya. Keputusan tentang lokasi, baik untuk perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa bisa menentukan keberhasilan perusahaan Kesalahan yang dibuat pada saat ini dapat menghambat efisiensi. Seleksi lokasi untuk perusahaan barang atau manufaktur perlu lebih dekat ke bahan baku atau tenaga kerja, sedangkan untuk perusahaan jasa perlu lebih dekat dengan pelanggan.


Teori lokasi adalah teori yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, serta menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain, baik ekonomi maupun sosial.3 Tujuan dari mempelajari teori lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu  kegiatan dengan  kegiatan lain  dan  apa dampaknya  atas  kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk melihat dan memperhitungkan  pola  lokasional  kegiatan  ekonomi  termasuk  industri dengan  cara yang konsisten dan logis, dan untuk melihat dan memperhitungkan bagaimana daerah- daerah kegiatan ekonomi itu saling berhubungan (interrelated).4

Teori Lokasi berusaha untuk menjelaskan distribusi kegiatan di suatu tempat.

Tujuannya  adalah  untuk  mengidentifikasi  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  lokasi

2 Render dan Jay Heizer, Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, (Jakarta:Salemba Empat), 2001

3 Robinson Tarigan, Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.

25

4 Abdurachmat, Idris dan Maryani, E, Geografi Ekonomi, Bandung, 1997. 


kegiatan individu, alokasi bagian yang berbeda dari wilayah di antara berbagai jenis produksi, membagi pasar spasial antara produsen, dan distribusi fungsional kegiatan di suatu tempat. Berbagai fenomena dianalisis dengan menghapus (fisik) fitur geografis yang mungkin dapat menjelaskan konsentrasi wilayah kegiatan, sehingga pilihan lokasi diinterpretasikan dengan mempertimbangkan hanya kekuatan besar ekonomi yang mendorong proses lokasi: biaya transportasi, yang menyebar kegiatan di suatu tempat dan pengelompokan ekonomi, yang justru menyebabkan kegiatan untuk berkonsentrasi. Dengan menyeimbangkan dua kekuatan yang bertentangan, model ini mampu menjelaskan keberadaan aglomerasi kegiatan ekonomi bahkan pada hipothesis ruang sempurna yang seragam. Model lokasi berbeda sesuai dengan hipotesis pada struktur spasial demand dan pasokan yang mencerminkan tujuan dari model yang dijelaskan. Ada model-model yang bertujuan untuk menafsirkan pilihan lokasi perusahaan, dengan asumsi punctiform final dan baku bahan pasar dengan lokasi lokasi yang given.5


Menurut Teguh Astriyanto cara pemilihan lokasi yang lebih pragmatis menggunakan tiga langka sebagai berikut: Pertama, memilih wilayah (daerah) secara umum. Untuk ini ada lima faktor sebagai dasar yaitu :

a.   dekat dengan pasar

b.   dekat dengan bahan baku

c.   tersedianya fasilitas pengangkutan

d.   terjaminnya pelayanan umum seperti penerangan listrik,air,bahan bakar dan e.   kondisi iklim dan lingkungan yang menyenangkan.

Kedua, memilih masyarakat tertentu diwilayah yang dipilih pada pemilihan tingkat pertama. Pilihan didasarkan atas enam faktor :

a.   tersedianya  tenaga  kerja  secara  cukup  dalam  jumlah  dan  tipe  skill  yang diperlukan

b.   tingkat upah yang lebih murah

c.   adanya  perusahaan  yang  bersifat  suplementer  atau  komplementer  dalam  hal bahan baku , hasil produksi, buruh dan tenaga terampil yang dibutuhkan

d.   adanya kerjasama yang baik antar sesame perusahaan yang ada e.   peraturan daerah yang menunjang, dan

f.   kondisi kehidupan masyarakat yang menyenangkan.

5  Yosi Suryani, Teori Lokasi dalam Penentuan Pembangunan Lokasi Pasar Tradisional (Telaah

Studi Literatyr), SNEMA-2015, ISBM: 978-602-17129-5-5, hlm. 154 


Ketiga, memilih lokasi tertentu. Pertimbangan utama pada langkah ini adalah soal tanah. Adakah tanah yang cukup longgar untuk bangunan, halaman, tempat parker dan tidak boleh dilupakan adanya kemungkinan untuk perluasan.6


B.   Sistem K=3 Christaller


Tokoh   yang   mengemukakan   teori   central   place   theory   bernama   Walter Christaller adalah seorang geografi kebangsaan Jerman (1933). Walter Christaller mengemukakan  teori  central  place  theory,  yaitu  tempat  yang  sentral  diasumsikan sebagai tempat yang memberikan peluang kepada manusia yang jumlahnya maksimum untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan maupun sebagai pihak yang dilayani.

Dalam bukunya, ia mengatakan kota sentral merupakan pusat bagi daerah sekitarnya yang menjadi penghubung perdagangan dengan wilayah lain, tempat sentral tidak hanya bergantung pada aspek pemukiman penduduk, tempat yang ditunjuk bisa lebih  besar  atau  lebih  kecil  dari  sebuah  kota.  Apabila  sebuah  tempat  mempunyai berbagai fungsi sentral untuk daerah disekitarnya yang kurang penting, disebut tempat sentral tingkat tinggi, jika sebuah tempat  yang hanya pusat bagi kegiatan setempat dinamakan tempat sentral tingkat rendah.

Dalam teorinya, Walter Christaller membahas tentang persebaran permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya, dimana pelayanan kepada penduduk didasarkan pada aspek ke ruangan, yaitu harus ada pada tempat yang sentral dan memungkinkan untuk partisipasi penduduk dengan jumlah maksimum, baik sebagai pelayan maupun konsumen. Menurut Christaller, pusat pertumbuhan digambarkan sebagai titik-titik dari bentuk heksagonal dan memiliki pengaruh terhadap daerah sekitarnya.   Lokasi   tempat   sentral   dengan   sekitarnya   memiliki   hubungan   yang membentuk hierarki.

Menurutnya, ada 3 hierarki dalam teori tempat sentral, yaitu hierarki K=3, K=4, dan K=7. Dan yang akan dibahas yaitu system K=3. Berdasarkan teori, gambarnya berbentuk heksagonal dengan pusat sentral yang mempengaruhi 1/3 bagiannya, kawasan

sentral K=3 merupakan hasil dari kawasan sentral 1 ditambah dengan 1/3 bagian dari 6  Teguh Astriyanto “Analisis Lokasi Usaha sector informal bidang perdagangan dan jasa di lingkungan kampus universitas Negeri Semarang desa Sekaran Kecamatan Gunungpati kota Semarang” (Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, 2010) kawasan tetangga yang berada dalam pengaruh tempat sentral tersebut, yang merupakan tempat sentral pada kasus pasar optimum.

K=3: pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan kebutuhan bagi daerah   sekitarnya,   sering   disebut   situasi   pasar   optimal.   Selain   mempengaruhi wilayahnya sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian dari masing- masing wilayah tetangganya. Christaller menyebut system ini sebagai asas pasar, yang artinya  semua  daerah  harus  dilengkapi  dengan  barang-barang  yang  diperlukan  dan lokasi tempat sentral harus sesedikit mungkin.

1.    Konsep range dan threshold

Suatu tempat sentral memiliki batas pengaruh dari daerah yang dilayani, untuk menentukan penyebaran permukiman desa dan kota yang luasnya berdesa-beda digunakan konsep range dan threshold:

a. Range:   jarak   secara   nyata   yang   ditempuh   untuk   mendapatkan   barang kebutuhan. Jika jarak ke pasar lebih jauh dari kemampuan jangkauan penduduk yang bersangkutan, maka penduduk cenderung akan membeli barang dan jasa ke pasar lain yang lebih dekat.

b. Threshold:   jumlah   minimum   orang   yang   diperlukan   untuk   menunjang kelancaran suplai barang, yang dibedakan menjadi 2 yaitu Pertama, Threshold tinggi yang dijual yaitu barang mahal dan mewah, dimana barang tersebut sulit terjual sehingga perlu tempat sentral di pusat kota dan dapat dijangkau penduduk. Kedua, Threshold rendah yang dijual, barang-barang kebutuhan penduduk sehari-hari, yang mudah terjual sehingga tempatnya tidak perlu di pusat kota.

2.    Kegunaan teori tempat yang sentral:

a. Menganalisa pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi yang sudah ada terhadap daerah di sekitarnya

b.    Merencanakan suatu lokasi kegiatan.

3.    Hierarki tempat sentral dengan kawasan pengaruhnya (Hierarki K=3) 

Hierarkinya adalah 6 x 1/3 ditambah 1 ( kawasannya sendiri ), sehingga K= 2 +


1  =  3.  Menurut  asas  pasar,  semua  daerah  harus  dilengkapi  dengan  barang  yang diperlukan dan lokasi tempat sentral harus diusahakan seminimal mungkin.7



Christaller berpendapat bahwa fungsi utama yaitu sebagai suatu pusat dari suatu wilayah yang memiliki fungsi tertentu seperti administrasi, pendidikan, industri, dll. Teori ini memiliki berberapa hal yang perlu menjadi catatan:

a. Teori ini dapat digunakan di daerah atau suatu pemukiman yang memilki topografi datar.

b. Teori ini mengasumsikan bahwa setiap orang yang terdapat di suatu daerah memilki aspek yang sama, baik dari segi selera maupun pendapatan.

c. Teori   ini   mengasumsikan   bahwa   setiap   orang   akan   membeli   barang kebutuhannya di tempat terdekat dari asalnya.

d. Teori ini dapat digunakan jika pasar yang terdapat dalam suatu daerah adalah pasar persaingan sempurna, dimana permintaan dan penawaran suatu barang atau jasa memiliki sifat yang cenderung dominan dalam penentuan harga di pasar persaingan sempurna.8



C.   Konsentrasi Produsen atau Pedagang

Proses adalah suatu cara, metode maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan  dari  suatu  hal  tertentu,  sedangkan  produksi  adalah  kegiatan  untuk 7 Tim Ganesha Operation, Pasti Bisa Geografi untuk SMA/MA Kelas XII, (Jakarta: Penerbit Duta, 2019). Hlm. 11-12

8  Teori Tempat Sentral - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses Pada 22

September 2021 Pukul 22.40 


mengetahui penambahan manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang bermanfaat bagi pemenuhan konsumen .9

Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau kegunaan  suatu barang  atau jasa dapat dilihat  pada proses produksi  yang merubah barang setengah jadi menjadi barang jadi.10

Untuk  menghasilkan  suatu  produk  dapat  dilakukan  melalui  beberapa  cara, metode dan teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak, tetapi secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1.   Proses Produksi Terus Menerus : adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak berubah-ubah dalam pelaksanaan produksi yang dilakukan dari perusahaan  yang bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi.

2.   Proses  Produksi  Terputus-putus  :  adalah  proses  produksi  dimana  terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi bahan jadi.11


Christaller meyatakan bahwa produsen berbagai jenis barang untuk orde yang sama cendrung berlokasi pada titik sentraml di wilayah nya dan hal ini mendorong terciptanya kota. Dalam dunia nyata threshold secara ruang bisa menyusut lebih dari separohnya karena kepadatan penduduk cukup tinggi dipusat kota dan makin rendah apabila makin menjauh dari pusat kota. Hal ini berate bila pengusaha menambah jenis barang yang diproduksi /dijualnya , ia memperkecil threshold dan usahanya . akan tetapi hal ini hanya berlaku sampai batas tertentu antara lain biaya tetapnya tidak/belum naik, belum  perlu  melakukan  investasi  tambahan,  dan  tidak  ada factor  pembatas  lainnya dalam  berproduksi.  Hal  ini  dapat  menjelaskan  mengapa  di  kota  terdapat  banyak pedagang yang menjual barang dari berbagai jenis dan memilih berlokasi berdekatan dipasar dan bukan menyebar.


9  Agus Ahyari. Manajemen produksi perencanaan sistem produksi (Yogyakarta : BPFE,2002 ) Edisi Empat hlm. 65

10 Sukanto Reksohadiprodjo, Dasar – dasar Manajemen, ( Yogyakarta: BPFE, 2000) hlm. 12

11 Pangestu Subagyo, Manajemen Operasi, Thn 2000, hlm.10 


Uraian tentang range dan threshold dapat menjelaskan mengapa terjadi konsentrasi dari berbagai jenis usaha pada satu lokasi tetapi konsep itu tidak dapat menjelaskan mengapa dipasar juga ada kecendrungan bahwa pedagang dari komoditi sejenis juga memilih untuk berlokasi secara berkonsentrasi/berdekatan.konsep threshold tidak memungkinkan produsen /pedagang sejenis berada berdekatan karena pada satu ruang threshold hanya boleh ada satu produsen/pedagang. Apabila berdekatan harus ada yang gulung tikar dan yang tersisa hanya satu produsen/pedagang.

Mencuatnya threshold memang memungkinkan lokasi satu produsen/pedagang sejenis tidak lagi terlalu berjauhan, tetapi tetap tidak memungkinkan untuk berusaha secara berdekatan. Untuk dapat menjelaskan adanya kecendrungan di kota bahwa pedagang sejenis juga memilih berlokasi berdekatan, perlu suatu pendekatan makro.

Dalam konsep kota, untuk kegiatan yang memiliki pasar sempurna maka range dan threshold individual menyatu dan berubah menjadi range dan threshold seluruh kota. Range dan threshold mikro (individual) bergabung dan berubah menjadi range dan threshold makro (seluruh aktifitas ekonomi yang ada di kota dipandang sebagai satu kesatuan). Untuk kegiatan yang bersifat monopoli dan oligopoly, range dan threshold individual masih tetap berlaku walaupun tidak kaku.

Dalam dunia nyata harga pokok masih dapat diturunkan dengan menerapkan teknologi produksi yang lebih efisien atau jumlah produksi mencapai skala berproduksi yang ekonomis (economic of scale). Economi of scale mendorong terciptanya specialisasi dna sebaliknya. Specialisasi menciptakan efisiensi dalam berproduksi. Walaupun usaha untuk meningkatkan jumlah produksi dan menggunakan distributor dapat memperluas jangkauan pemaaran (range), tetapi jangkauan pemasaran tetap ada batasanya. Range pemasaran dibatasi oleh berbagai factor seperti ongkos transportasi yang semakin mahal, barang yang tidak tahan lama diperjalanan, dan lain sebagainya.


D.   Bentuk Kurva Permintaan Akibat Jarak

Teori ekonomi murni  mengajarkan  bahwa bentuk kurve permintaan berbeda untuk jenis pasar yang berbeda. Jenis pasar utama adalah monopoli, oligopoly, dan pasar sempurna. Factor lain menyebabkan dapat terjadi perbedaan harga adalah jarak. Apabila antara lokasi satu pedagang dengan pedagang lainnya terdapat jarak dan untuk mencapainya dibutuhkan waktu dan biaya maka salah satu pedagang dapat menaikan sedikit harga tanpa kehilangan seluruh pembelinya. pelanggan  yang terjauh darinya akan beralih ke pedagang lainnya yang tidak menaikan harga tetapi pelanggan yang dekat dengannya tidak akan beralih karena waktu dan biaya untuk menempuh jarak tersebut masih lebih besar dari pada perbedaan harga jual diantara pedagang.

Dengan demikian bentuk kurve permintaan adalah mirip kurve permintaan pasar monopoli  atau  oligopoly  tetapi  lebih  datar.  Dan  factor  lain  yang  menyebabkan perbedaan  harga  adalah  product  differentiation.  Termasuk  pelayanan  ,  promosi,

pelayanan purna jual dan pembelian secara kredit.


Permintaan lebih penting artinya dalam persoalan pemilihan lokasi pasar dan permintaan. Pemilihan lokasi perusahaan akan lebih banyak ditentukan oleh besarnya ongkos angkut untuk hasil produksi dan tingkat persaingan sesama produsen di pasar.13

Teori market area disusun atas dasar beberapa asumsi utama yaitu:

1. Konsumen tersebar secara merata keseluruhan tempat.

2. Bentuk persamaan permintaan dianggap sama.

3. Ongkos angkut untuk setiap kesatuan produksi dan jarak adalah sama.


E.   Model Von Thunen


Teori ini berdasarkan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, ia menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang ada di suatu daerah. Teori ini memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar,

12    Habib  Geo,  Teori  Lokasi,  diakses  dari  http://habib-geo.blogspot.com/search/label/geo- ekonomi pada 22 September 2021 Pukul 23.00

13          Veronika      Lesmono,      Teori      Lokasi      Ekonomi      Regional,      diakses      dari https://slideplayer.info/slide/13338735/ Pada 22 September 2021 Pukul 21.00 


pola tersebut memasukkan variable keawetan, beban angkut, dan harga dari berbagai komoditas pertanian.

Model Von Thunen membandingkan hubungan antara biaya produksi, harga pasar dan biaya transportasi. Kewajiban petani adalah memaksimalkan keuntungan yang didapat dari harga pasar dikurang biaya transportasi dan biaya produksi. Aktivitas yang paling produktif seperti berkebun dan produksi susu sapi, atau aktivitas yang memiliki biaya transportasi tinggi seperti kayu bakar, lokasinya dekat dengan pasar.

Rumus untuk mencari Harga Sewa Lahan Perhektar


R  = Y (  p − c  ) – Yfm

Keterangan:

    R= sewa tanah;

    Y= hasil per unit tanah;

    c= pengeluaran produksi per unit komoditas;

    p= harga pasar per unit komoditas;

    F= harga pengangkutan;

    m= jarak ke pasar


Model Von Thunen mengenai tanah pertanian ini dibuat sebelum era industrialisasi. 7 asumsi yang dikeluarkan oleh Von Thunen dalam uji laboratoriumnya:

1.   Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri atas daerah perkotaan dengan daerah pedalamannya dan merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok yang merupakankomoditipertanianisolatedstated.

2.   Daerah  perkotaan  tersebut  merupakan  daerah  penjualan  kelebihan  produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain single market.

3.   Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerahperkotaansingledestination.

4.   Daerah pedalaman merupakan daerah berciri sama (homogenous) dan cocok untuk tanamandanpeternakandalammenengah.

5. Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaiakan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat di daerah perkotaan maximum oriented 


6.   Satu-satunya  angkutan  yang  terdapat  pada  waktu  itu  adalah  angkutan  darat berupa gerobagk yang dihela oleh kuda one moda transportation.

7.   Biaya angkutan ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang   ditempuh.   Petani   mengangkut   semua   hasil   dalam   bentuk   segar. Equidistant.

Dengan asumsi tersebut maka daerah lokasi berbagai jenis pertanian akan berkembang   dalam   bentuk   lingkaran   tidak   beraturan   yang   mengelilingi   daerah pertanian.

Dalam teori von Thunen ini, terdapat beberapa asumsi yang sudah tidak relevan lagi, diantaranya adalah:

1.   Jumlah Pasar : Di daerah pengamatan tidak hanya ada 1 market centre, tetapi 2 pusat dimana petani dapatmenjualkomoditinya.

2.   Topografis : Kondisi Topografi dan kesuburan tanah tidak selalu sama, pada dasarnya kondisi ini selalu berbeda untuk tiap-tiap wilayah pertanian. Jadi untuk hasil pertanian yang akan diperoleh juga akan berbeda pula.

3.   BiayaTransportasi : Keseragaman biaya transportasi ke segala arah dari pusat kota yang sudah tidak relevan lagi, karena tergantung dengan jarak pemasaran dan  bahan  baku,  dengan  kata  lain  tergantung  dengan  biaya  transportasi  itu sendiri (baik transportasi bahan bakudandistribusibarang).

4.   Petani tidak semata-mata „profit maximization‟ : Petani yang berdiam dekat dengan daerah perkotaan mempunyai alternative komoditas pertanian yang lebih banyak   untuk   diusahakan.   Sedangkan   petani   yang   jauh   dari   perkotaan mempunyai pilihan lebih terbatas.

Teori   ini   menerangkan   berbagai   kegiatan   pertanian   yang   berkembang disekeliling daerah perkotaan yang merupakan pasar komoditi pertanian. Ide pokok teori ini yaitu:

1.   Petani yang berada di lokasi jauh dari pusat kota, harus menempuh jarah yang cukup jauh untuk menjual hasil panennya, ini menunjukkan mahalnya kota sebagai pusat pasar 


2.   Harga  sewa  lahan  pertanian  berbeda-beda  nilainya  tergantung  tata  guna lahannya, jika dekat pusat pasar maka akan lebih mahal karena jarak yang jauh akan meningkatkan biaya transportasi.14

Adapun nilai positif dan negative dari pemikiran Von Thunen adalah sebagai berikut:

1.   Positif : Konsepsinya tentang nilai tanah dan lokasi usaha tani masih sangat relevan sampai saat ini, bahkan menjadi bagian dari konsepsi pengembangan agribisnis modern saat ini.

2.   Negative  :  Konsepnya  terbatas  usaha  pertanian.  Mengabaikan  faktor  soil condition lahan dalam menentukan nilai ekonomi lahan. Padahal terdapat jenis tanah  yang  mampu  memberikan  hasil  maksimal  secara  ekonomi  meskipun

dilakukan perlakuan teknologi pertanian seperti saat ini.15



hlm. 56

 

14 Siti Fatimah, Teori Perencanaan, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2020). Hlm. 59

15 Nahu Daud, Pemikiran dan Perbandingan Sistem Ekonomi, (Sidoarjo: Zifatama Jawara, 2018) 

A.   Kesimpulan 

BAB III PENUTUP 

Teori lokasi adalah teori yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, serta menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial serta pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain, baik ekonomi maupun sosial. Tujuan dari mempelajari teori lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu  kegiatan dengan  kegiatan lain  dan  apa dampaknya  atas  kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Tokoh   yang   mengemukakan   teori   central   place   theory   bernama   Walter Christaller adalah seorang geografi kebangsaan Jerman (1933). Walter Christaller mengemukakan  teori  central  place  theory,  yaitu  tempat  yang  sentral  diasumsikan sebagai tempat yang memberikan peluang kepada manusia yang jumlahnya maksimum untuk berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan maupun sebagai pihak yang dilayani.

Teori Von Thunen didasarkan pada pengamatan di daerah tempat tinggalnya, ia menggambarkan bahwa perbedaan ongkos transportasi tiap komoditas pertanian dari tempat produksi ke pasar terdekat mempengaruhi jenis penggunaan tanah yang ada di suatu daerah. Teori ini memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variable keawetan, beban angkut, dan harga dari berbagai komoditas pertanian.


B.   Saran

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal   ini  dikarenakan   masih   minimnya   pengetahuan   yang   penulis   miliki,   untuk kedepannya semoga penulis akan lebih detail dan fokus dalam menjelaskan tentang isi makalah dan dengan sumber-sumbernya yang lebih banyak lagi yang dapat dipertanggung jawabkan. 


DAFTAR PUSTAKA

Warsito, Teguh. 2019.  Ilmu Ekonomi Perkotaan Suatu Pengantar. Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia

Render dan Heizer, Jay. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat

Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara Abdurachmat, Idris dan Maryani, E. 1997. Geografi Ekonomi: Bandung

Suryani,  Yosi.  2015.  Teori  Lokasi  dalam  Penentuan  Pembangunan  Lokasi  Pasar Tradisional (Telaah Studi Literatur). SNEMA. ISBM: 978-602-17129-5-5

Astriyanto, Teguh. 2010. Analisis Lokasi Usaha sector informal bidang perdagangan dan jasa di lingkungan kampus universitas Negeri Semarang desa Sekaran Kecamatan Gunungpati kota Semarang. Semarang: Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Tim Ganesha Operation. 2019. Pasti Bisa Geografi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Duta

Teori Tempat Sentral - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, diakses Pada 22 September 2021 Pukul 22.40

Ahyari, Agus. 2002. Manajemen produksi perencanaan sistem produksi. Yogyakarta : BPFE

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2000. Dasar – dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi

Habib Geo. Teori Lokasi. diakses dari http://habib-geo.blogspot.com/search/label/geo- ekonomi pada 22 September 2021 Pukul 23.00

Lesmono, Veronika. Teori Lokasi Ekonomi Regional, diakses dari https://slideplayer.info/slide/13338735/ Pada 22 September 2021 Pukul 21.00

Fatimah, Siti. 2020. Teori Perencanaan. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia

Daud, Nahu. 2018. Pemikiran dan Perbandingan Sistem Ekonomi. Sidoarjo: Zifatama Jawara


Posting Komentar untuk "Makalah Teori Lokasi Ekonomi Regional"