Berkah Cadangan Devisa Gendut, Neraca Pembayaran Diprediksi Surplus
Ekonom memperkirakan peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2020 akan memicu terjadinya potensi surplus Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III/2020. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD), sementara neraca transaksi finansial akan tercatat surplus. Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa pada Agustus 2020 mencapai level tertinggi sepanjang sejarah, yaitu sebesar US$137,0 miliar. Indikator tersebut menjadi salah satu penanda bahwa sektor ekspor Indonesia mulai mengalami pemulihan, yang pada giliarannya mendorong kenaikan cadangan devisa di tengah arus modal keluar.Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan pemulihan harga minyak akhir-akhir ini dan meningkatnya harga komoditas seperti nikel dan tembaga juga ikut berkontribusi dalam peningkatan cadangan devisa. Sumber: bisnis.com, 7 September 2020
Pertanyaan:
1. Berdasarkan pada artikel di atas analisislah mengapa meningkatnya devisa dapat mengakibatkan neraca pembayaran surplus? Bagaimana cara membedakan transaksi dalam neraca pembayaran Indonesia?
2. Dengan mengacu pada artikel ”Berkah Cadangan Devisa Gendut, Neraca Pembayaran
Diprediksi Surplus” yang memberikan informasi sebagai berikut:
Ekonom memperkirakan peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2020 akan memicu terjadinya potensi surplus Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III/2020. Sektor ekspor Indonesia mulai mengalami pemulihan, yang pada giliarannya mendorong kenaikan cadangan devisa di tengah arus modal keluar. Sumber: bisnis.com, 7 September 2020
Pertanyaan:
Saudara diminta menganalisis bagaimana dampak kondisi tersebut terhadap komponen current account dalam neraca pembayaran. ?
Rupiah Lebih Tangguh dari Ringgit, Ini Sebabnya
Nilai tukar rupiah sampai saat ini masih terus bergerak di kisaran angka 14.000 per dolar AS.
Jika dihitung sepanjang 2015, nilai tukar rupiah sudah melemah 12-13 persen.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa negara serumpun yaitu Malaysia, yang
juga lebih mengandalkan sektor komoditas, rupiah terlihat lebih perkasa dibandingkan ringgit,
Malaysia. Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Anton Gunawan menungkapkan, ada
satu hal utama yang menyebabkan pelemahan rupiah tak separah ringgit. "Kita relatif lebih bagus ya, sekali lagi relatif ya. Cadangan devisa (cadev) kami masih di US$107
miliar, mereka sudah turun sampai US$ 87 miliar dari US$ 140 miliar," tegas Anton. Sampai saat
ini nilai tukar ringgit Malaysia sudah berada di angka 25 persen jika dibandingkan tahun lalu.
Pelemahan ini menjadi yang terbesar di negara-negara kawasan.
Pelemahan tersebut tak lepas dari pengaruh dua sentimen global yaitu rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed dan devaluasi Yuan yang dilakukan pemerintah China.
Kondisi Malaysia diperparah dengan adanya krisis kepercayaan masyarakatnya terhadap
Perdana Menteri Najib Razak yang diindikasikan melakukan korupsi Rp 9,3 triliun. Sumber: Liputan6, 5 September 2015
Pertanyaan:
Atas dasar narasi di atas anda diminta menganalisis apa yang menyebabkan nilai tukar suatu
negara dengan negara lain berbeda-beda?
4. Dengan mengacu pada narasi ” Rupiah Lebih Tangguh dari Ringgit, Ini Sebabnya”
Nilai tukar rupiah sampai saat ini masih terus bergerak di kisaran angka 14.000 per dolar AS.
Jika dihitung sepanjang 2015, nilai tukar rupiah sudah melemah 12-13 persen.
Namun demikian, jika dibandingkan dengan beberapa negara serumpun yaitu Malaysia, yang
juga lebih mengandalkan sektor komoditas, rupiah terlihat lebih perkasa dibandingkan ringgit,
Malaysia. Sumber: Liputan6, 5 September 2015
Pertanyaan:
Menurut analisis saudara bagaimana dampak kondisi tersebut terhadap krisis ekonomi?
JAWABAN
Ekonomi Moneter ESPA4227
1. Berdasarkan pada artikel di atas analisislah mengapa meningkatnya devisa dapat mengakibatkan neraca pembayaran surplus? Bagaimana cara membedakan transaksi dalam neraca pembayaran Indonesia?
Jawab:
Neraca pembayaran surplus adalah neraca yang menandakan bahwa transaksi debit atau jumlah yang harus dibayarkan ke luar negeri lebih kecil daripada penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit). Secara sederhana, neraca pembayaran surplus dapat diartikan seperti jumlah pemasukan lebih besar daripada jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu negara.
Suatu negara memiliki surplus perdagangan apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor. Surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan oleh komponen berikut.
a. Stok Nasional
b. Pinjaman Akomodatif
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.
Berikut Cara membedakan transaksi dalam neraca pembayaran Indonesia:
Di Indonesia transaksi neraca pembayaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial. Setiap transaksi memiliki peranannya masing-masing. Berikut penjelasan tiga jenis transaksi neraca pembayaran:
a. Transaksi berjalan
Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor berupa barang dan jasa dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan (transaksi barang), transaksi jasa, pendapatan primer, dan pendapatan sekunder. Namun, pada umumnya transaksi berjalan digunakan untuk menilai atau mengukur neraca perdagangan.
b. Transaksi modal
Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang diperoleh dari transaksi pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi modal terdiri dari aset tetap dan hibah investasi. Sebagian besar transaksi modal berupa transfer modal. Transaksi modal kurang memiliki kontribusi dalam neraca pembayaran sehingga transaksi ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi modal mempunyai dua unsur, yaitu transfer modal dan aset non keuangan non produksi. Transaksi modal dihitung dengan cara niali menjumlahkan nilai bersih yang diperoleh dari transfer modal dan aset non produced non financial assets. Kemudian, sisi kredit diwakili oleh transaksi aliran modal masuk (capital inflow transaction), sementara itu, sisi debit diwakili oleh transaksi aliran modal keluar.
c. Transaksi finansial
Transaksi finansial adalah transaksi yang memberitahukan perubahan kepemilikan aset dan kewajiban finansial luar negeri dalam waktu satu periode. Adapun kategori-kategori yang ada di transaksi finansial, yaitu investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya.
Referensi:
Modul 8 ESPA4227 Ekonomi Moneter
Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Hasoloan, Jimmy., 2014, EKONOMI MONETER. Yogyakarta: Deepublish.
2. Saudara diminta menganalisis bagaimana dampak kondisi tersebut terhadap komponen current account dalam neraca pembayaran.
Jawab:
Neraca berjalan (Current Account) merupakan transaksi yang meliputi barang-barang dan jasa. Current account berfungsi sebagai pencatat nilai netto dari transaksi ekspor dan nilai impor barang dan jasa. Berdasarkan kasus diatas menunjukan bahwa neraca pembayaran akan memicu terjadinya surplus. Sehingga Surplus transaksi Neraca berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar dari impor. Oleh karena itu, kondisi tersebut akan berdampak pada akumulasi kekayaan valuta asing negara, sehingga negara mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri.
Referensi:
Modul ESPA4227 Ekonomi Moneter
3. Atas dasar narasi di atas anda diminta menganalisis apa yang menyebabkan nilai tukar suatu negara dengan negara lain berbeda-beda?
Jawab:
Hal yang dapat menyebabkan nilai tukar suatu negara dengan negara lain berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat Inflasi
Setiap negara mempunyai persentase inflasi yang berbeda - beda, tentunya. Negara yang tingkat inflasinya cenderung sedang dan stabil, secara otomatis akan meningkatkan dan menguatkan daya beli masyarakatnya. Dibandingkan dengan nilai tukar negara lain yang inflasinya tinggi, pasti barang - barang di dalam negaranya akan lebih mahal. Inflasi sebenarnya diperlukan dalam pembangunan ekonomi. Inflasi dalam skala sedang atau menengah merupakan motor penggerak dalam kegiatan ekonomi. Mengapa demikian? Inflasi sendiri menimbulkan dampak kenaikan harga barang. Produsen akan terpacu untuk memproduksi barang lebih banyak apabila harga sedang bagus (mahal). Apabila inflasi menurun. Perekonomian akan lesu karena produsen tidak mau memproduksi barang, dan mengakibatkan pengangguran (unemployement) meningkat.
b. Perbedaan tingkat suku bunga
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai hubungan yang erat. Bank Sentral dapat merubah kondisi inflasi, yang akan berpengaruh dengan nilai tukar, dengan cara merubah suku bunga. Suku bunga yang lebih tinggi, akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Sehingga mata uang negara tersebut akan menguat.
c. Ratio harga ekspor dan impor
Jika harga/ratio ekspor meningkat lebih besar dibandingkan dengan impor, maka akan terjadi penguatan nilai tukar negara tersebut. Kalau negara tersebut cenderung ekspor, maka permintaan akan barang dan jasa negara tersebut akan meningkat dan akan berdampak langsung pada permintaan mata uang negara tersebut. Permintaan mata uang inilah yang mempengaruhi penguatan mata uang. Jadi, tingkat harga barang (goods) dan jasa (service) di setiap negara bisa berbeda, ditinjau dari nilai mata uang negara tersebut. Pada mata uang di negara yang mengalami penguatan, harga barang yang ditawarkan akan cenderung lebih murah. Karena barang tersebut sudah dapat terbeli dengan jumlah uang yang sedikit (karena nilai tukarnya besar).
Referensi:
Modul ESPA4227 Ekonomi Moneter
Artikel"Faktor yang Menyebabkan Perbedaan Nilai Mata Uang di Setiap Negara" : https://www.kompasiana.com/indkirana/5808e382519773c36616a53b/faktor-yang menyebabkan-perbedaan-nilai-mata-uang-di-setiap-negara?page=all#section1. Diakses pada 30 Desember 2021.
4. Menurut analisis saudara bagaimana dampak kondisi tersebut terhadap krisis ekonomi?
Jawab:
Nilai tukar rupiah memang tidak stabil. Kadang menguat, kadang melemah terhadap dolar. Ada beragam faktor yang menyebabkan melemahnya kurs rupiah. Mulai dari diferensiasi inflasi, diferensiasi suku bunga, defisit neraca berjalan, utang publik, ketentuan perdagangan, sampai stabilitas politik dan ekonomi. Jika nilai tukar rupiah menurun maka akan berdampak pada terganggunya stabilitas ekonomi nasional. Selain itu tekanan Inflasi yang tinggi atas impor bahan baku. Pengusaha yang mengimpor bahan bakunya akan lebih banyak lagi menggunakan dolar sehingga cost pembuatan produk tinggi, sedangkan bagi mereka sulit untuk menaikkan harga saat ini. Karena mereka sudah menaikkan harga pada saat harga bahan baku naik. Yang sangat riskan adalah beban anggaran negara. Sektor utang luar negeri pasti akan mengalami kenaikan, sehingga hal ini berdampak pada APBN. Disisi lain, apabila nilai mata uang rupiah semakin melemah maka kepercayaan para investor juga akan semakin menurun. Dampaknya sulit bagi Indonesia untuk dapat suntikan dana modal sebagai faktor pembangunan ekonomi nasional sehingga perlahan dapat mengakibatkan krisis ekonomi baik pada pemerintah atau rakyat.
Referensi:
Modul ESPA4227 Ekonomi Moneter
Artikel:https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5545142/krisis-ekonomi-penyebab-dan-dampaknya-bagi-suatu-negara/2.Diakses pada 30 Desember 2021.
Terimakasih banyak kak,atas jawabanyaa
BalasHapusSemoga allah yang membalas kebaikan kakak 🙏
thankyou om
BalasHapus