Soal dan Kunci jawaban Ekonomi Islam
Soal Ekonomi Islam
1. Coba anda sebutkan dan jelaskan tentang: Kesejahteraan dalam perspektif Alquran-Sunnah dilengkapi dengan dalil-dalilnya dan penjelasannya?
2. Dalam politik ekonomi Islam kebijakan apa menurut saudara yang harus menjadi perhatian khusus Negara dalam mensejahterakan masyarakatnya, berikan penjelasan secara komprehensif?
3. Coba saudara sebutkan dan jelaskan perspektif Islam terhadap hutang Negara.
4. Sebutkan indikator-indikator atau ratio hutang luar negeri dan menurut saudara ratio mana yang cocok untuk Negara Indonesia dan berikan alasannya?
5. Islam melarang Riba dalam segala kegiatan aktifitas ekonomi di sisi lain kebijakan pemerintah khususnya Indonesia yang sangat aggressif dalam mencari hutang Luar negeri yang sebahagian besar hutangnya berbasis riba. Menurut saudara bagaimana cara atau kebijakan apa agar pemerintah Indonesia bisa mendapatkan hutang untuk menutupi defisit anggaran tapi terbebas dari riba. Berikan contoh dan modelnya maupun akadnya?
6. Coba Saudara sebutkan dan jelas perbedaan antara pembangunan ekonomi Kapitalis dan pembangunan ekonomi menurut Islam.
7. Menurut saudara kebijakan apa yang harus dilakukan Pemerintah Indonesia jika menggunakan konsep pembangunan ekonomi berdasarkan Islam. Jelaskan dasar dan alasannya.?
Jawaban :
1. Kesejahteraan merupakan impian dan harapan bagi setiap manusia yang hidup di muka bumi ini, setiap orang tua pasti mengharapkan kesejahteraan bagi anak-anak dan keluarganya, baik itu berupa kesejahteraan materi maupun kesejahteraan spiritual, orang tua selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, mereka akan bekerja keras, membanting tulang, mengerjakan apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, mereka akan memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi keluarganya dari berbagai macam gangguan dan bahaya yang menghadangnya. Allah sendiri telah menjamin kesejahteraan bagi hambanya dan makhluk yang bernyawa. Adapun dalil nya dalam Surat Hud ayat 6 “Dan tidak ada suatu binatang melata-pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” namun jaminan itu tidak diberikan dengan tanpa usaha, sebagaimana yang telah dijelaskan Allah dalam Surat Ar Ra’d ayat 11 “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
2. Penerapan sistem ekonomi pada dasarnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dan ketrentraman bagi seluruh masyarakat. Akan tetapi berbagai peristiwa akibat sistem ekonomi yang diterapkan terus memberikan dampaknya. Sistem ekonomi kapitalis hanya memberikan kekuasaan kepada kaum kapital/pemegang modal saja sehingga terjadi banyak pengangguran, kemiskinan, ketimpangan sosial, tidak meratanya distribusi pendapatan, persaingan tidak sehat yang jauh dari nilai norma dan agama. Sistem ekonomi sosialis yang bertujuan mengedepankan pemeraataan social, akan tetapi juga menimbulkan banyak permasalahan. Tidak adanya kebebasan hak milik, terbelenggunya kreativitas masyarakat dan lain sebagainya. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dibidang ekonomi, maka di perlukan suatu penyusunan sitem dan konsep yang ideal, agar tercipta masyarakat yang sejahtera, tidak minus yang berdampak pada kemiskinan ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Sistem ekonomi Islam menawarkan dan memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa keadilan, kebersamaan, menciptakan kondisi sosial yang kondusif, kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha dengan cara memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya alam untuk kepentingan masyarakat secara universal.
3. Dalam perspektif Ekonomi Islam, utang luar negeri pemerintah dapat digolongkan kepada utang yang mengandung Riba Nasi’ah. Utang luar negeri pemerintah yang menjerat Indonesia saat ini disebabkan oleh beban bunga yang terjadi karena adanya penangguhan waktu pembayaran dan utang dalam bentuk mata uang asing. Sehingga pemerintah terpaksa berutang lagi untuk menutupi utang luar negeri yang lama dengan menambah utang luar negeri yang baru. Utang ini bisa dikelompokannya ke dalam Riba Nasi’ah, yaitu riba dalam transaksi utang piutang yang di dalamnya disyaratkan adanya penambahan yang diambil oleh pihak yang memberikan pinjaman dalam bentuk utang dengan penambahan waktu. Sebagaimana firman Allah dalam QS. AlBaqarah: 275 yang artinya: “Orang-orang yang Makan (mengambil) riba [174] tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila [175]. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu [176] (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.
4. Pertama, utang nominal bertambah tapi PDB naik tajamsehingga rasio utang/PDB turun tajam terutama sejak 2005.
Kedua, tambahan pinjaman luar negeri netto negatif sejak 2005, artinya Indonesia membayar pinjaman luar negeri jauh lebih besar dari penarikan pinjaman baru.
Ketiga, utang yang bertambah (nominalnya) adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SUN & Sukuk) rupiah yang diterbitkan di dalam negeri agar dapat mengurangi pinjaman luar negeri sekaligus mendorong pengembangan pasar modal.
Keempat, rezim sebelum Pemerintahan saat ini mengandalkan penjualan aset negara melalui privatisasi dan penjualan aset bank.
Laju pertumbuhan ekonomi
Menurut pandangan kaum tradisional, laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikator utama dalam menilai keberhasilan suatu pembangunan ekonomi.
Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi sehingga target pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah suatu keharusan.
5. Saat ini hampir seluruh negara menggunakan hutang sebagai salah satu sumber pembiayaan pembangunan. Terlebih bagi negara-negara berkembang, hutang menjadi instrumen pembiayaan yang cukup penting. Di dalam Islam, konsep hutang dijabarkan dalam bentuk pinjaman, namun dengan batasan tidak adanya unsur tambahan yang akan membawa kepada praktik ribawi. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji konsep hutang dalam sistem ekonomi Islam yang dipraktekkan oleh beberapa negara termasuk Indonesia. Kajian ini juga mengkaji penerapan prinsip-prinsip ekonomi Islam terkait praktik hutang yang terbebas dari praktik ribawi. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menjabarkan teori-teori terkait hutang serta tinjauan Islam terhadap hutan. Kajian ini menyimpulkan bahwa Islam tidak melarang transaksi hutang, baik dalam hal praktik individu, maupun praktik dalam bernegara. Namun demikian, praktik hutang tersebut harus tetap mengacu kepada mekanisme akad yang sesuai dengan norma dan nilai Islam. Sehingga hutang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu instrumen pembiayaan dalam pembangunan negara untuk menargetkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga diharapkan kebijakan hutang yang diterapkan oleh negara berorientasi pada kesejahteraan masyarakat secara umum.
6. Pembangunan ekonomi kapitalis ialah Para ilmuan telah sepakat bahwa kapitalisme adalah sebuah bentuk gerakan revolusi yang sifatnya mendasar bagi pembangunan masyarakan modern. Saat ini, kapitalisme bukan hanya diklaim sebagai suatu proses ekonomi, namun kapitalisme juga diklaim sebagai suatu peradaban yang berasal dari sebuah ideologi yang selanjutnya direalisasikan sebagai gaya hidup.
Milton H. Spencer (1990) menjelaskan bahwa pengertian ekonomi kapitalis adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai oleh hak milik individu atas berbagai alat produksi dan distribusi yang berguna untuk mendapatkan keuntungan dalam kondisi bisnis yang sangat kompetitif.
Selanjutnya, sistem ekonomi kapitalis juga diartikan sebagai suatu sistem yang mampu memberikan kebebasan yang besar untuk setiap pelaku ekonomi guna melakukan berbagai kegiatan yang terbaik untuk kepentingan pribadi atas sumberdaya ekonomi ataupun berbagai faktor produksi lain.
Sistem ekonomi ini memiliki kebebasan pada tiap individu untuk mempunyai sumber daya, seperti kompetisi antar tiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Persaingan yang dilakukan antar badan usaha dalam sisitem ekonomi kapitalis adalah setiap individu berhak mendapatkan imbalan atas performa dan prestasi kerjanya.
Sedangkan pembangunan ekonomi menurut islam ialah Pertumbuhan ekonomi menurut ekonomi Islam, bukan sekedar terkait dengan peningkatan terhadap barang dan jasa, namun juga terkait dengan aspek moralitas dan kualitas akhlak serta keseimbangan antara tujuan duniawi dan ukhrawi. Ukuran keberhasilan pertumbuhan ekonomi tidak semata-mata dilihat dari sisi pencapain materi semata atau hasil dari kuantitas, namun juga ditinjau dari sisi perbaikan kehidupan agama, sosial dan kemasyarakatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang terjadi justru memicu terjadinya keterbelakangan, kekacauan dan jauh dari nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan, maka dipastikan pertumbuhan tersebut tidak sesuai dengan ekonomi Islam (Beik, 2016). Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (Ahmad, 1997). Faktor-faktor tersebut adalah:
(1) Sumber daya yang dapat dikelola (invistible resources),
(2) Sumber daya manusia (human resources), dan Wirausaha (entrepreneurship), dan
(3) Teknologi (technology).
Ekonomi Islam melihat bahwa faktorfaktor di atas sangat penting dan diinginkan dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi.
7. Menurut saya kebijakan yang harus dilakukan ialah kejelasan strategi pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam yang menekankan lebih pentingnya pengaturan institusional untuk secara langsung melibatkan orang dalam kegiatan kewirausahaan mereka sendiri daripada strategi memanjakan kapitalis untuk menciptakan kesempatan kerja dengan upah pasti di pasar kerja.
Posting Komentar untuk "Soal dan Kunci jawaban Ekonomi Islam"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.