Parah! Penerima BPNT di Dolok Sigompulon Dipotong Rp 400 Ribu
Penyaluran bantuan sembako atau bantuan pangan non tunai (BPNT) yang kini diberikan secara cash (uang tunai) menimbulkan kekecewaan dikalangan masyarakat.
Warga Desa Sihalo Halo, Kecamatan Dolok Sigompulon, Kabupaten Padang Lawas Utara mengaku dipaksa dipotong 400.000,- (empat ratus ribu rupiah) yang kata petugas-nya diganti dengan sembako yang datangnya tidak dapat dipastikan. Padahal, dalam aturan terbaru tidak menyebutkan warga harus belanja sembako di tempat tertentu.
"Tadi di desa sipiongot yang tidak jauh dari pengambilan uang (kantor pos sipiongot) katanya harus dipotong Rp 400,000,- (empat ratus ribu rupiah). Jadi nerimanya cuman Rp 200 ribu, belum lagi buat ongkos, minyak kereta, makan+minum, dll. " kata seseorang ditanya di Sihalo Halo Sabtu (26/2/2022).
Seperti diketahui, bansos ini cair untuk tiga bulan dari Januari sampai Maret 2022 dengan nilai total Rp 600,000,- (enam ratus ribu rupiah). Bansos yang awalnya berupa sembako diubah menjadi cash (uang tunai) berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo.
Seseorang menceritakan, mulanya dia mendapatkan pemberitahuan/undangan sebagai penerima bansos BPNT dari Desa setempat pada kamis (24/2/2022). Kemudian, pada hari jadwal pembagian bansos, jumat Dia mendapatkan pesan harus Dipotong 400.000,- (empat ratu ribu rupiah) untuk berbelanja sembako di tempat petugas (Safar) tepatnya di Desa Padang Matinggi Kec. Dolok Sigompulon Kab. Padang Lawas Utara.
"(Ditopotongnya) pas setelah (bansos dibagikan) sama si Penerima tidak jauh dari tempat langsung disamperin Petugas (Safar) minta dipotong 400,000,- (empat ratus ribu rupiah) bagi yang tidak mau dipotong Safar MENGANCAM, MENJAMIN orang tersebut tidak akan mendaptkan bantuan lagi untuk selamanya. Jadi nerimanya cuma Rp 200 ribu padahal jarak dari desa sihalo halo ke desa sipiongot membutuhkan waktu kurang lebih 3-4 jam sekali jalan, belum lagi menunggu antrian yang panjang. Pergi pagi dari Desa Sihalo halo menuju sipiongot malam baru sampai lagi ke Desa Sihalo Halo Demi Bansos.
Dia menuturkan, kejadian tersebut juga terjadi pada beberapa warga desa lain (Se-Kecamatan Dolok & Dolok Sigompulon Kab. Paluta).
"Waktu bansos sembako dulu memang warga mengambil paket sembako dirumah Si Safar (Desa Padang Matinggi/Pasar Sayur Matinggi Kec. Dolok Sigompulon. Dan sekarang juga harus diambil disitu kata seoarang yang tidak mau namanya disebutkan yang iming-iming-nya paket sembakonya baru bisa diambil dibulan maret 2022, padahal kebutuhan keluarga kan mendesak dan beda-beda. Itu bukan cuma dari satu warga ya tapi dari beberapa warga beda Desa juga di situ," paparnya.
Warga mengaku keberatan dengan aturan tersebut. Paket sembako dengan harga Rp. 400 ribu tersebut di iming-imingi adalah 2 zak beras isi 10 kg, kentang, telor, kacang tanah, tempe, tahu, kacang hijau.
"Banyak yang keberatan sebetulnya, cuman warga gimana ya, pada dasarnya masyarakat sini kan pada bingung ke siapa ngadunya." kata dia.
Secara Aturan menegaskan, tak ada aturan soal uang bansos harus dibelanjakan di warung/toko/tempat tertentu.
Di dalam juknis terbaru di 2022 ini tidak disebutkan harus belanjanya di mana. Pemilik programnya (BPNT) bukan di daerah, pemilik programnya di Kementerian Sosial.
Pemberian bansos secara tunai ini bertujuan agar KPM memiliki kepercayaan diri sebagai pemilik hak atas bansos sembako atau BPNT. Sehingga, kata dia, masyarakat dapat menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan bahan pangan yang memenuhi unsur karbohidrat, protein (nabati dan hewani), vitamin dan mineral.
"Pemilik uang itu kenapa langsung.? agar mereka memiliki kepercayaan diri bahwa pemilik uangnya itu KPM sendiri. Jadi mereka memiliki kekuasaan terhadap uang untuk dibelanjakan bahan pangan sesuai dengan peruntukan,".
Posting Komentar untuk "Parah! Penerima BPNT di Dolok Sigompulon Dipotong Rp 400 Ribu"
Silahkan tinggalkan komentar agar kami lebih baik.